Selasa 31 Mar 2015 17:50 WIB

Euro Melemah Dipicu Kekhawatiran Kesepakatan Utang Yunani

Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.
Foto: AFP PHOTO / DANIEL ROLAND
Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kurs euro bergerak lebih rendah di perdagangan Asia, Selasa (31/3), karena investor mengikuti pembicaraan antara Yunani yang terlilit utang dan para kreditor internasionalnya, ketika Athena berupaya mereformasi kewajiban dana talangannya.

Pada perdagangan sore di Tokyo, mata uang tunggal melemah menjadi 1,0790 dolar dan 129,69 yen, dari 1,0825 dolar dan 130,10 yen di New York pada Senin sore, sementara dolar berada di 120,17 yen terhadap 120,18 yen.

Para ahli dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa meneliti daftar reformasi yang Athena usulkan dalam usahanya agar kreditor mencairkan pinjaman 7,2 miliar euro yang sangat dibutuhkan, yang akan membantunya menghindari gagal bayar (default).

Pemerintah Yunani mengatakan reformasi akan membantu meningkatkan tambahan tiga miliar euro ke pundi-pundinya yang tanpa pemotongan upah dan pensiun.

Namun pihak berwenang Eropa memperingatkan pada Senin bahwa sejauh ini masih belum ada kesepakatan.

"Kami belum ada di sana," kata juru bicara Komisi Eropa Margaritis Schinas kepada wartawan. "Inilah sebabnya mengapa pembicaraan harus mendapatkan keuntungan dari penemuan fakta lebih lanjut di Athena yang harus berlanjut "

Sebuah pembangkangan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan kepada anggota parlemen pada Senin bahwa ia ingin kesepakatan tetapi tidak akan tunduk kepada para kreditor tanpa syarat. Tsipras meraih kekuasaan karena janji untuk mengakhiri langkah-langkah penghematan yang dikenakan sebagai bagian dari dana talangan (bailout) oleh para kreditor Yunani, yang menyalahkan Athena atas tersandungnya ekonomi.

Investor diberi beberapa keyakinan oleh berita bahwa bank sentral Tiongkok pada Senin memotong minimum uang muka pada rumah kedua dari 60-70 persen menjadi 40 persen dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian yang melambat. Keputusan itu memicu harapan untuk langkah-langkah stimulus lebih lanjut di jalan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement