REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun mengalami upgrade, peringkat risiko sovereign Yunani diperkirakan terus berada di bawah tekanan dari berbagai faktor.
Ekonom Senior IHS Global Insight Diego Iscaro mengatakan, tingkat aktivitas telah runtuh sejak awal tahun ini. Dia memperkirakan PDB Yunani akan berkontraksi tajam pada tahun 2015 dan 2016.
Kesepakatan sementara dengan zona euro pada pertengahan Juli termasuk pengetatan signifikan kebijakan fiskal, terutama melalui pajak yang lebih tinggi seperti, nilai tambah dan pajak perseroan tarif. "Mengingat situasi ekonomi yang rapuh, kebijakan fiskal ketat kemungkinan akan memberikan efek knock-on lebih pada aktivitas. Ini akan membuat Yunani lebih sulit untuk mencapai target fiskal dengan pemberi pinjaman," jelasnya, dalam siaran pers Rabu (23/7).
Diego Iscaro menjelaskan, kemampuan Yunani untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan di zona euro akan sangat tergantung pada keberhasilan reformasi dapat dilaksanakan selama bertahun-tahun yang akan datang. Namun, track record Yunani pada pelaksanaannya tidak positif. IHS memiliki kekhawatiran atas kemampuan dan kemauan dari pemerintah saat ini untuk melaksanakan kebijakan yang telah disepakati dengan pemberi pinjaman resmi negara.
Kurangnya kredit juga mempengaruhi ekspor, meskipun angka terbaru menunjukkan transaksi berjalan surplus pada Mei untuk kenaikan penerimaan sektor wisata dan tagihan minyak yang lebih rendah. Ekspor barang tidak termasuk minyak dan kapal benar-benar turun 3,6 persen dari tahun ke tahun di bulan Mei. Yunani masih mengalami defisit transaksi berjalan selama lima bulan pertama tahun ini. Meskipun defisit akumulatif diharapkan beralih ke surplus yang selama kuartal ketiga dari penerimaan atas transaksi peningkatan pariwisata.
Di samping itu, risiko likuiditas jangka pendek juga masih tinggi meskipun kesepakatan sementara setuju dengan kreditur. Negosiasi dengan para kreditur akan menantang. Ini masih harus dilihat apakah Yunani dapat memperoleh konsesi materi tentang utang sebagai bagian dari kesepakatan. "Meskipun IMF dan beberapa pemerintah zona euro setuju bahwa penghapusan utang harus menjadi bagian dari program ini, masih ada oposisi yang kuat di antara banyak negara pemberi pinjaman," imbuh Diego.
Dia berharap Yunani akan diberikan perpanjangan jatuh tempo pinjaman zona euro, tergantung pada negara memenuhi target yang disepakati dengan pemberi pinjaman. Namun, pengurangan nominal nilai pinjaman dinilai keluar dari pertanyaan.