REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan akan segera bertemu dengan manajemen Freeport McMoran, induk PT Freeport Indonesia (PTFI), untuk membahas pelepasan saham (divestasi) di Indonesia.
“Dalam waktu dekat saya akan bertemu dengan manajemen Freeport McMoran,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Bahlil menyebut, hasil negosiasi awal menunjukkan Indonesia berpotensi memperoleh tambahan saham lebih dari 10 persen. “Saya tidak mengatakan angka pastinya. Yang jelas, negosiasi awal waktu kami lakukan itu 10 persen. Tapi ini ada potensinya di atas 10 persen,” ujarnya.
Ia menegaskan pada sore ini juga pihaknya akan bertemu jajaran PTFI untuk melanjutkan pembahasan. Sebelumnya, Bahlil melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait peluang penambahan saham melebihi target awal 10 persen.
Menurut Bahlil, Presiden Prabowo meminta agar komunikasi dengan manajemen Freeport segera dipercepat. “Saya dipanggil Presiden untuk ditanyakan tentang kesepakatan. Tadinya kita sepakat untuk penambahan saham 10 persen Freeport. Tapi, tadi berkembang negosiasi yang insya Allah lebih dari itu,” ucapnya.
Ia memastikan valuasi tambahan saham tersebut relatif murah karena nilai buku aset Freeport sudah tipis. “Untuk 10 persen lebih, biayanya sangat murah sekali. Karena valuasi asetnya sudah nilai buku yang sangat tipis. Tetapi itu berlaku sampai dengan 2041,” katanya.
Bahlil menekankan, langkah ini strategis untuk memperkuat penguasaan negara atas sumber daya alam nasional. Pemerintah berencana memperpanjang kontrak izin tambang PTFI selama 20 tahun hingga 2061, melampaui kontrak saat ini yang berlaku sampai 2041.