REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Nike menyatakan akan menaikkan harga sejumlah produk mulai 1 Juni, dengan penyesuaian harga yang mencakup berbagai item, mulai dari sepatu hingga pakaian.
Perusahaan raksasa di bidang pakaian olahraga tersebut menyebut perubahan ini sebagai bagian dari “perencanaan musiman” dan tidak secara langsung menyinggung kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang telah mengguncang sistem perdagangan global. Nike juga mengumumkan akan kembali menjual produknya secara langsung melalui Amazon di AS untuk pertama kalinya sejak 2019.
Bulan lalu, kompetitor Nike, Adidas, memperingatkan kebijakan tarif Trump akan menyebabkan kenaikan harga di AS, termasuk pada sepatu kets populer seperti Gazelle dan Samba.
Mulai pekan depan, sebagian besar sepatu Nike dengan harga di atas 100 dolar AS akan mengalami kenaikan hingga 10 dolar AS. Sementara itu, harga pakaian dan peralatan olahraga juga akan naik antara 2 hingga 10 dolar AS.
Sepatu kets Air Force 1 yang populer, serta produk dengan harga di bawah 100 dolar AS, tidak akan terdampak kenaikan. Produk anak-anak, pakaian, dan aksesori bermerek Jordan juga dikecualikan.
Menurut informasi dari laman BBC, langkah Nike ini didorong oleh berbagai faktor internal dan eksternal. “Kami secara rutin mengevaluasi bisnis kami dan melakukan penyesuaian harga sebagai bagian dari perencanaan musiman,” ujar juru bicara Nike.
Banyak perusahaan di seluruh dunia saat ini menghadapi ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan pemerintahan Trump. Serangkaian tarif timbal balik yang diumumkan pada 2 April lalu ditunda seiring proses negosiasi antara berbagai negara dan Gedung Putih. Masa penangguhan selama 90 hari tersebut akan berakhir pada awal Juli.
Pada Rabu lalu, pengecer pakaian olahraga asal Inggris, JD Sports, menyatakan kenaikan harga di pasar utama AS akibat tarif dapat berdampak pada permintaan pelanggan.
Hampir seluruh sepatu kets Nike diproduksi di Asia, wilayah yang menjadi sasaran tarif Trump terhadap negara-negara yang dituduh "merampok" pekerjaan warga Amerika. Barang-barang impor dari Vietnam, Indonesia, dan China menghadapi tarif AS yang cukup tinggi, yakni antara 32 persen hingga 54 persen.
Pada Kamis (22/5/2025), Nike juga mengonfirmasi kembali keputusannya untuk menjual produk secara langsung melalui Amazon di AS. Sebelumnya, perusahaan sempat menghentikan penjualan di platform tersebut enam tahun lalu guna memfokuskan penjualan melalui situs resmi dan toko fisik.
Nike sangat bergantung pada pasar AS dalam mendulang penjualan. AS menyumbang sebagian besar penjualan perusahaan di kawasan Amerika Utara. Namun, penurunan penjualan akhir-akhir ini membatasi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan harga penuh atas produknya.