Rabu 20 Aug 2025 12:56 WIB

Krisis Kepercayaan Beras Premium, Penggilingan Kecil Panen Berkah

Konsumen beralih ke beras medium dari penggilingan kecil.

Harga Beras (ilustrasi)
Foto: Republika
Harga Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI — Kasus penurunan mutu beras premium yang diproduksi konglomerasi besar, ditambah maraknya isu beras oplosan, memicu krisis kepercayaan di kalangan konsumen. Fenomena ini justru membawa berkah bagi penggilingan padi kecil dan menengah yang kini kebanjiran pesanan, baik untuk beras curah maupun beras hasil gilingan langsung dari petani.

Di Cimahi, Haji Anwar, pemilik penggilingan padi di Jalan Lapang Tembak Selatan, Kelurahan Padasuka, mengaku usahanya kembali ramai dikunjungi masyarakat sejak isu oplosan merebak. Usaha yang sudah berdiri sejak 1980-an ini hanya menggiling hasil panen petani sekitar dengan tarif Rp600 per kilogram gabah.

Anwar menuturkan, sejak isu beras oplosan ramai diberitakan, masyarakat menjadi lebih berhati-hati membeli beras di pasar maupun ritel modern. Sebagai gantinya, mereka memilih membeli langsung dari penggilingan padi yang dianggap lebih terpercaya.

“Karena banyak berita soal oplosan, sekarang orang lebih sering beli langsung ke sini,” ujar Anwar saat ditemui, belum lama ini.

Meski kapasitas penggilingan per hari rata-rata hanya 40 kilogram hingga 1 kuintal karena lahan sawah semakin terbatas, sejak ramai kasus beras oplosan masyarakat lebih percaya membeli langsung ke penggilingan kecil. Bahkan pemerintah daerah dan kepolisian setempat sempat melakukan pengecekan untuk memastikan beras yang digiling memang berasal dari petani lokal.

Fenomena serupa terjadi di Cianjur. Haji Solihat, pemilik penggilingan padi di Kampung Citapen, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibeber.

“Penggilingan kecil menerima banyak orderan karena mereka jual dalam bentuk curah. Kualitasnya tidak terlalu difokuskan, yang penting harga,” kata Solihat.

Menurutnya, menurunnya kepercayaan terhadap beras premium membuat konsumen beralih ke beras medium dari penggilingan kecil.

“Bagi pembeli, kualitasnya mirip-mirip, tidak masalah kalau curah asalkan harganya terjangkau,” kata dia.

Kondisi ini membuat penggilingan kecil yang biasanya hanya beroperasi sekitar enam bulan setahun kini bisa bekerja lebih lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement