REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP (Persero) Tbk berencana melakukan divestasi sejumlah proyek hingga likuidasi 63 anak usaha dan perusahaan afiliasi. Direktur Utama PT PP Novel Arsyad menyampaikan langkah ini bertujuan untuk memperbaiki arus kas perusahaan.
"Divestasi sekarang sedang berproses cukup signifikan ada PP Infrastruktur di bidang SPAM (sistem penyedia air minum). Ini sedang berjalan dan kita berharap di sekitar pertengahan tahun ini itu bisa diselesaikan. Di samping kita juga mendivestasi ada hotel," ujar Novel dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 PT PP di Auditorium Wisma Subiyanto, Plaza PP, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Tak hanya itu, lanjut Novel, PT PP juga tengah mengkaji kinerja 63 anak usaha dan afiliasi agar tak menjadi beban bagi perusahaan. Novel menyampaikan hasil kajian akan menjadi dasar bagi PT PP mengambil langkah strategis terhadap anak usaha dan afiliasi.
"Langkah kami (nanti) ada beberapa hal, dari sisi apakah itu didivestasi atau dekonsolidasi dan juga mungkin juga likuidasi (dibubarkan)," sambung Novel.
Novel belum dapat menyampaikan calon anak usaha atau afiliasi yang berpotensi untuk dilikuidasi. Novel hanya dapat memberikan gambaran anak usaha atau afiliasi yang berpotensi besar masuk daftar likuidasi.
"Yang jelas di luar core (bisnis inti) kita, yang bukan core pasti kita geser. Terus yang bisnisnya memang tidak bisa dipertahankan juga pasti kita pinggirkan," lanjut Novel.
Novel menyampaikan PT PP akan mengembangkan anak usaha dan afiliasi yang memiliki potensi prospektif ke depan. Novel berharap langkah konsolidasi hingga likuidasi dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan kinerja PT PP.
"Ini untuk performa PT PP yang lebih bagus supaya kita jangan terbebani di situ (anak usaha dan afiliasi)," ucap Novel.
Direktur Strategi Korporasi dan HCM PT PP I Gede Upeksa Negara mengatakan RUPST menyepakati PT PP kembali ke core business atau bisnis inti. Gede menyenangkan hal ini bertujuan agar PT PP dapat lebih fokus menggarap proyek yang sesuai dengan karakter perusahaan.
"Hasil RUPST tadi juga sudah dikatakan di dalam pengawasan dewan komisaris bahwa kita kembali ke core. Sehingga apa-apa bisnis kita yang tidak sejalan, tidak mendukung core, itu akan kita divestasi. Tujuannya mendapatkan profit," ujar Gede.