REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero), PT Elnusa Tbk (Elnusa), dan PT Pindad (Persero) resmi meluncurkan In-Line Inspection Ultrasonic Tool (ILI UT) pertama buatan Indonesia. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan hadirnya teknologi ini menunjukkan kekuatan kolaborasi anak bangsa.
Menurut Simon, peluncuran ini bukti nyata kolaborasi yang berhasil diwujudkan, bukan sekadar wacana. Pertamina, katanya, bangga bisa berinovasi bersama putra-putra terbaik, termasuk Pindad yang telah melahirkan karya membanggakan.
"Teknologi dan inovasi yang dihasilkan mencerminkan semangat mengisi kemerdekaan dengan pembangunan berkelanjutan. Pertamina mengajak semua pihak industri, akademisi, dan masyarakat untuk bersatu dalam langkah besar menuju Indonesia maju dan berdaulat energi,” kata Simon, Rabu (20/8/2025).
Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menegaskan hadirnya ILI UT merupakan bagian dari inovasi Merah Putih yang mendukung ketahanan energi nasional. Menurutnya, hal ini menjadi tonggak penting bagi flow assurance dan asset integrity di seluruh Pertamina Group. Sejumlah inovasi bahkan sudah terbukti mampu meningkatkan produksi hingga tiga kali lipat di beberapa sumur.
"Harapannya, kolaborasi ini dapat memperkuat posisi Pertamina bukan hanya sebagai operator migas, tetapi juga sebagai produsen teknologi energi kelas dunia,” ujar Oki.
Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Pertamina, Mochamad Iriawan, turut memberikan apresiasi. Menurutnya, peluncuran ILI UT merupakan sejarah baru bagi teknologi migas Indonesia. Keberhasilan ini menegaskan kolaborasi tidak boleh berhenti pada prototipe, tetapi harus terus dikembangkan hingga tahap industrialisasi.
"Dewan Komisaris mendukung penuh setiap inovasi yang lahir dari kerja keras dan semangat Merah Putih untuk kemandirian bangsa. Mari kita jaga momentum ini agar Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia, mandiri secara teknologi, dan berdaulat dalam energi,” kata Iriawan.
ILI UT merupakan perangkat inspeksi pipa migas berbasis ultrasonik yang dikembangkan sepenuhnya di dalam negeri. Alat ini mampu mendeteksi korosi, retakan, deformasi, hingga memetakan ketebalan pipa dengan akurasi hingga 90 persen pada kecepatan 0,1–1 meter per detik. Teknologi ini menjadi tonggak penting bagi industri migas nasional karena lebih efisien dibandingkan metode Magnetic Flux Leakage (MFL), sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
Indonesia memiliki lebih dari 21.000 kilometer jaringan pipa migas yang tersebar di sektor hulu, midstream, hingga hilir, dengan sekitar 575 segmen pipa yang membutuhkan inspeksi. Kehadiran ILI UT yang sepenuhnya dimiliki oleh Elnusa membuka peluang peningkatan nilai tambah hingga 70 persen dibandingkan metode konvensional, sekaligus memperkuat daya saing nasional di industri jasa energi.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Awang Lazuardi, menyampaikan apresiasi atas capaian inovasi Elnusa. Ia menegaskan PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina berkomitmen mendorong anak usaha melahirkan inovasi yang memperkuat ketahanan energi nasional.
"Keberhasilan peluncuran ILI UT ini adalah bukti nyata karya anak bangsa yang mampu menghadirkan teknologi kelas dunia, sekaligus menjadi simbol kemandirian energi Indonesia,” kata Awang.