Jumat 25 Apr 2025 23:46 WIB

Genjot Produksi Gula, ID Food Optimalkan Kapasitas Pabrik

Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan produksi gula.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja menata tebu di bak truk saat panen (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Pekerja menata tebu di bak truk saat panen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Pangan (ID Food) memulai giling tebu. Direktur Utama ID Food Ghimoyo menyampaikan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan produksi gula dan mendorong tingkat optimasi pabrik dalam rangka efisiensi operasional.

"Proses giling yang mulai berlangsung ini akan dioptimalkan untuk menerima dan mengolah tebu matang dari mitra petani. Hal ini baik untuk keberlanjutan serta untuk menjaga kualitas rendemen tebu yang sudah matang," ujar Ghimoyo saat melakukan Buka Giling di Pabrik Gula (PG) Krebet Baru, Malang, Jawa Timur, Kamis (24/4/2025).

Baca Juga

Menurut Ghimoyo, telah dimulainya giling menunjukkan kesiapan pabrik gula ID Food yang lebih baik di tahun ini. Ghimoyo mengatakan tahap awal giling ID Food Group pada 2025 dimulai di wilayah Jawa Timur, yaitu di PG Rejo Agung Baru yang berlokasi di Madiun dan PG Krebet Baru Malang yang dikelola anak usaha ID Food, yaitu PT PG Rajawali I.

Pada giling 2025, ucap Ghimoyo, PT PG Rajawali I menargetkan produksi gula sebanyak 212 ribu ton, atau meningkat dari produksi tahun sebelumnya yang berada di angka 208 ribu ton. Peningkatan produksi tersebut dikontribusikan dari PG Krebet Baru sebesar 156 ribu ton dan PG Rejo Agung Baru sebesar 56 ribu ton.

"Peningkatan produksi ini juga diiringi peningkatan target tebu digiling menjadi 2,7 juta ton di tahun ini," sambung Ghimoyo.

PT PG Rajawali I, lanjut Ghimoyo, menargetkan mampu mencapai 2,7 juta ton tebu digiling yang dipasok PG Krebet Baru sebanyak 1,9 juta ton dan PG Rejo Agung Baru sebanyak 800 ribu ton. Selain itu, luas areal tebu juga diharapkan terus tumbuh menjadi 37 ribu hektare pada 2025 atau meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di 36 ribu hektare.

Untuk memastikan pencapaian target tersebut, Ghimoyo, mendorong kolaborasi yang solid baik di internal maupun eksternal dengan menggandeng seluruh stakeholder pabrik gula. Menurut Ghimoyo, perlu dukungan para mitra petani tebu dan seluruh tim tanaman khususnya Petugas Lapangan Pabrik Gula (PLPG) yang berada di garis terdepan untuk memasok tebu dengan kualitas terbaik.

"Saat ini, PT PG Rajawali I memiliki lebih dari 19 ribu mitra petani tebu yang telah menjadi bagian dari ekosistem industri gula perusahaan. Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan para mitra petani yang mempercayakan hasil panennya digiling di pabrik gula kami," lanjut Ghimoyo.

Ghimoyo berharap kinerja PG ID Food Group secara keseluruhan lebih baik dari tahun sebelumnya yang ditandai dengan peningkatan produksi dan rendemen. Ghimoyo menyampaikan ID Food menargetkan produksi gula sebesar 350 ribu ton atau meningkat 14 persen dari produksi tahun sebelumnya yang berada di angka 306 ribu ton melalui enam pabrik gula yang berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Barat tahun ini.

"Peningkatan produksi gula ID FOOD tersebut diharapkan dapat berkontribusi menjaga pasokan bagi pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri," kata Ghimoyo.

Ghimoyo menyampaikan upaya tersebut merupakan komitmen ID Food dalam mendukung percepatan swasembada gula sesuai Perpres Nomor 40 Tahun 2023, tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan Indonesia merupakan negara besar yang memiliki potensi terhadap peningkatan produksi gula konsumsi secara besar-besaran. Sebagai contoh, Kabupaten Malang merupakan daerah produsen gula terbesar di Jawa Timur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula pada tahun 2023 di Jawa Timur mencapai 49 persen atau sebanyak 1,12 juta ton dari total produksi gula nasional tahun 2023 yang sebanyak 2,2 juta ton. Arief berharap kinerja produksi gula dapat terus meningkat, terlebih saat memasuki musim giling tebu tahun 2025 dengan rencana produksi gula nasional 2,59 juta ton.

"Saya berharap dengan sinergi bersama, rendemen gula tahun ini dapat lebih tinggi dari pada tahun lalu sebesar 7,4 persen," kata Arief.

Bupati Malang M. Sanusi mengaku siap menggelontorkan anggaran penelitian pengembangan gula nasional melalui APBD daerah. Sanusi mengatakan komoditas gula harus menjadi perhatian bersama agar ke depan pangan Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri.

“Kalau ada yang bisa bikin bibit atau penelitian nanti kita dukung melalui APBD. Nanti dengan Kadis Pertanian kita dukung bersama. Alokasi APBD untuk kita dukung tingkatkan produksi tebu mencapai Rp 10 miliar. Jadi apapun untuk peningkatan petani, kita harus dukung bersama," kata Sanusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement