Rabu 20 Aug 2025 21:45 WIB

BI: Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan Masih Lambat

Penurunan suku bunga kredit perbankan masih berlangsung lambat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Foto: Humas LPS
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penurunan suku bunga kredit perbankan masih berlangsung lambat, meski BI sudah memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Namun, BI optimistis pada semester II 2025 penurunan suku bunga perbankan akan lebih terkonsolidasi, seiring ekspansi program Pemerintah di paruh kedua tahun ini.

“Penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20/8/2025).

Baca Juga

Sejak September 2024, BI telah menurunkan BI Rate sebesar total 100 basis poin (bps) dari 6,25 persen menjadi 5,25 persen. Pada RDG Agustus 2025, BI kembali menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5 persen. Perry menyebut penurunan itu belum terlihat dampaknya karena kebijakan baru saja dikeluarkan.

Pada Juli 2025, rata-rata suku bunga kredit tercatat 9,16 persen, relatif sama dengan bulan sebelumnya. “Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menambahkan, transmisi penurunan BI Rate ke perbankan, khususnya kredit, masih lebih lambat dibanding periode sebelumnya. Meski begitu, terdapat tanda perbaikan seperti turunnya suku bunga dana pihak ketiga (DPK) dan kredit baru.

“DPK turun dari 4,85 persen menjadi 4,75 persen pada Juni ke Juli. Kredit baru juga turun, khususnya kredit korporasi, komersial, dan UMKM. Sementara suku bunga kredit konsumsi masih belum mengalami penurunan,” jelas Juda.

Secara rinci, kredit korporasi turun 27 bps dari 7,58 persen menjadi 7,31 persen pada Juli 2025. Kredit komersial turun 9 bps dari 8,35 persen menjadi 8,26 persen. Kredit UMKM turun 5 bps dari 11,01 persen menjadi 10,86 persen.

Menurut Juda, beberapa kelompok bank seperti BUMN, BPD, dan KCPA sudah menurunkan bunga kredit, namun bank umum swasta nasional (BUSN) justru mencatat kenaikan.

“Dengan penurunan BI Rate pada Agustus 2025 dan masih tingginya rasio alat likuiditas terhadap DPK yang mencapai 27,08 persen, kami yakin perbankan akan lebih agresif menurunkan suku bunga. Apalagi semester II ini program-program Pemerintah dikebut, sehingga transmisi kebijakan moneter akan lebih baik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement