Rabu 20 Aug 2025 08:59 WIB

Sektor Perfilman Makin Strategis, Amar Bank Dorong Layanan Solusi Keuangan

Amar Bank menjadi mitra utama JAFF Market 2025.

PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) menilai industri film nasional kini menempati posisi strategis dalam ekosistem ekonomi kreatif.
Foto: Amar Bank
PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) menilai industri film nasional kini menempati posisi strategis dalam ekosistem ekonomi kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) menilai industri film nasional kini menempati posisi strategis dalam ekosistem ekonomi kreatif. Pertumbuhan signifikan dalam setahun terakhir menjadikan sektor ini semakin membutuhkan dukungan, termasuk dari solusi keuangan digital yang relevan.

Komitmen itu diwujudkan lewat keterlibatan Amar Bank sebagai mitra utama JAFF Market 2025, forum industri film terbesar di Indonesia. Kehadiran Amar Bank membawa layanan keuangan digital lebih dekat dengan ekosistem kreatif, sejalan dengan upaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta OJK untuk memperkuat kontribusi sektor kreatif terhadap ekonomi digital nasional.

Baca Juga

Data Cinepoint menunjukkan, sepanjang Januari–Juli 2025, tujuh dari sepuluh film terlaris di bioskop Indonesia merupakan produksi lokal. Sementara Kemenparekraf mencatat, ekonomi kreatif menyumbang lebih dari Rp 1.500 triliun terhadap PDB nasional pada 2024, dengan target tumbuh hingga 8 persen dalam lima tahun. Keberhasilan film Jumbo dan Agak Laen menembus pasar internasional, serta peran platform OTT yang memperpanjang siklus komersial film, turut mempertegas peluang sektor ini.

Produser senior Mira Lesmana menekankan pentingnya perencanaan yang komprehensif. “Selain menciptakan suasana produksi kondusif, sineas harus peka terhadap pasar, menyesuaikan skala produksi, dan mengkomunikasikan potensi film secara realistis kepada investor,” ujarnya. Ia menambahkan, keberlanjutan produksi memerlukan riset pasar, kemitraan sejak awal, dan manajemen risiko yang matang.

Sementara itu, Senior Vice President MSME Amar Bank Josua Sloane, menilai karakter unik industri film menuntut pengelolaan anggaran yang disiplin dan strategi distribusi yang tepat. “Disiplin finansial dan pembiayaan fleksibel adalah kunci keberlangsungan produksi. Di Amar Bank, kami menghadirkan solusi berbasis teknologi digital agar sineas dapat mengelola keuangan secara efisien sekaligus membangun portofolio finansial sehat,” katanya.

Menurut Josua, layanan digital memungkinkan sineas memantau keuangan secara transparan, mengakses pembiayaan adaptif, dan memperkuat kepercayaan investor. Hal ini diyakini akan menciptakan ekosistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Langkah Amar Bank tersebut menunjukkan bahwa inovasi finansial dapat bersinergi dengan kreativitas untuk menjadikan perfilman Indonesia sebagai sektor bisnis yang kuat, inklusif, dan kompetitif di tingkat global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement