Senin 01 Dec 2025 08:14 WIB

Pengamat Minta Pemerintah Kendalikan Lonjakan Harga di Daerah Bencana

Harga pangan dan BBM dilaporkan melonjak tajam di wilayah terdampak banjir bandang.

Foto udara rumah warga terdampak banjir di Rowokangkung, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). Pemkab Lumajang memberikan bantuan air bersih dan makanan siap saji untuk korban banjir serta melakukan normalisasi sejumlah sungai karena luapan airnya telah menyebabkan 895 rumah warga tergenang banjir di wilayah tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Foto udara rumah warga terdampak banjir di Rowokangkung, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). Pemkab Lumajang memberikan bantuan air bersih dan makanan siap saji untuk korban banjir serta melakukan normalisasi sejumlah sungai karena luapan airnya telah menyebabkan 895 rumah warga tergenang banjir di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat perlindungan konsumen sekaligus Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI), Tulus Abadi, mendorong pemerintah mengambil langkah cepat untuk menstabilkan harga bahan pangan, BBM, dan bahan bangunan di wilayah yang terdampak banjir bandang.

“Pengawasan ketat dan sanksi tegas juga mendesak untuk ditegakkan bagi pelaku pelanggaran atau yang mengambil untung secara ugal-ugalan,” ujar Tulus di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Bencana banjir bandang yang menerjang tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, dilaporkan menimbulkan ratusan korban jiwa, baik meninggal dunia, hilang, maupun yang terdampak.

Selain korban jiwa, bencana juga merusak infrastruktur vital seperti jaringan transportasi, listrik, telekomunikasi, layanan kesehatan, dan fasilitas publik lainnya. Kondisi tersebut menghambat distribusi kebutuhan dasar dan memicu kenaikan harga berbagai komoditas.

Menurut Tulus, masyarakat di sejumlah wilayah mulai kesulitan memperoleh bahan pangan. Ia menyebut adanya laporan lonjakan harga komoditas, termasuk telur ayam yang mencapai Rp 90.000 per kilogram.

“Oleh sebab itu, mesti ada langkah dan upaya radikal yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemda untuk mengatasi anomali dan fenomena tersebut,” kata dia.

Tulus menekankan pentingnya rekonstruksi cepat terhadap infrastruktur vital, meski dalam skala darurat. Ia meminta pemerintah merevitalisasi jaringan ketenagalistrikan, termasuk penyediaan gardu serta pembangkit listrik darurat.

“Pertamina perlu menjamin pasokan BBM dengan harga normal, sementara operator telekomunikasi harus menyiapkan genset darurat untuk mengaktifkan BTS,” ujarnya.

 
photo
Warga korban banjir menerima bantuan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Aceh, Sabtu (29/11/2025).  - (Dok BGN)

Menurut dia, akses komunikasi sangat krusial untuk memperlancar distribusi logistik, terutama pangan.

Ia juga mendesak penguatan pengawasan terhadap potensi distorsi pasar, seperti penimbunan dan pungutan liar yang dapat memicu kenaikan harga pangan.

Hal yang sama perlu diterapkan pada bahan bangunan, seperti besi, semen, baja, dan bata, yang harganya berpotensi melonjak akibat meningkatnya permintaan pascabencana.

Distribusi BBM dari SPBU resmi harus dipastikan berjalan dengan baik guna mencegah penimbunan dan penjualan di atas harga eceran resmi oleh pihak-pihak tertentu.

Ia juga mendorong pembentukan posko pengaduan dan call center untuk memantau kelancaran pasokan serta perkembangan harga kebutuhan pokok dan BBM. Di sisi lain, Tulus mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan panic buying.

“Belanjalah sesuai kebutuhan dan bangun solidaritas antarsesama warga sebagai korban bencana,” katanya.

Tulus juga mengingatkan masyarakat yang akan melakukan donasi untuk membantu korban bencana agar menyalurkannya melalui lembaga penggalang dana yang resmi dan kredibel. “Jika melalui personal, juga harus melalui person yang kredibel dan terpercaya. Ini sangat penting agar bantuan sosial dan donasi itu tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh oknum tertentu,” kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement