Rabu 16 Apr 2025 16:49 WIB

Survei BI: Penjualan Ritel pada Maret 2025 Diperkirakan Tetap Tumbuh 

Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 diprakirakan tumbuh 8,3 persen.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Bank Indonesia merilis survei penjualan eceran pada Maret 2025. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bank Indonesia merilis survei penjualan eceran pada Maret 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia merilis survei penjualan eceran pada Maret 2025. Hasil survei menunjukkan penjualan eceran atau ritel diperkirakan tetap mengalami pertumbuhan pada periode tersebut. 

“Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2025 yang diperkirakan mencapai 236,7, atau secara tahunan tumbuh sebesar 0,5 persen (yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025). 

Baca Juga

Denny menjelaskan, kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi, serta makanan, minuman dan tembakau.  “Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 diprakirakan tumbuh 8,3 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya,” terangnya. 

Ia menuturkan, mayoritas kelompok mengalami peningkatan penjualan, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi, makanan, minuman dan tembakau, serta subkelompok sandang. “Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat saat Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga,” ujarnya. 

Diketahui, pada Februari 2025, IPR tercatat sebesar 218,5 atau secara tahunan tumbuh 2,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 0,5 persen (yoy). Peningkatan IPR tersebut terutama didorong oleh kinerja positif pada kelompok barang budaya dan rekreasi, bahan bakar kendaraan bermotor, dan subkelompok sandang. 

Adapun secara bulanan, penjualan eceran pada Februari 2025 tumbuh sebesar 3,3 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 4,7 persen (mtm). Peningkatan penjualan tersebut terutama ditopang oleh subkelompok sandang, kelompok makanan, minuman dan tembakau, dan bahan bakar kendaraan bermotor, sejalan dengan kenaikan permintaan masyarakat menjelang Ramadan dan HBKN Idul Fitri. 

“Di sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada Mei 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi enam bulan yang akan datang, yaitu pada Agustus 2025, diprakirakan relatif stabil,” lanjut Denny. 

Hal itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei 2025 yang tercatat sebesar 148,3, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 159,6. Sementara itu, IEH Agustus 2025 tercatat sebesar 155,5, relatif stabil dengan periode sebelumnya sebesar 155,4. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement