Selasa 08 Aug 2023 13:21 WIB

Indonesia Masuk Kelas Menengah ke Atas, Suharso: Hati-Hati Terjerembap Lagi

PDB per kapita Indonesia 4.580 dolar AS masih sensitif karena dekat batas bawah.

Orang-orang membawa barang-barang mereka saat berjalan ke bus yang akan membawa mereka ke kota asal mereka dalam perjalanan gratis yang disponsori oleh pemerintah provinsi Jakarta, di Jakarta, Indonesia, Senin, 17 April 2023. Eksodus tahunan dari ibu kota dan kota besar lainnya kota-kota di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sedang berlangsung saat jutaan orang Indonesia berangkat ke desa asal mereka untuk berkumpul bersama anggota keluarga mereka untuk merayakan Idul Fitri, hari raya yang menandai berakhirnya bulan puasa minggu depan.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Orang-orang membawa barang-barang mereka saat berjalan ke bus yang akan membawa mereka ke kota asal mereka dalam perjalanan gratis yang disponsori oleh pemerintah provinsi Jakarta, di Jakarta, Indonesia, Senin, 17 April 2023. Eksodus tahunan dari ibu kota dan kota besar lainnya kota-kota di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia sedang berlangsung saat jutaan orang Indonesia berangkat ke desa asal mereka untuk berkumpul bersama anggota keluarga mereka untuk merayakan Idul Fitri, hari raya yang menandai berakhirnya bulan puasa minggu depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan posisi Indonesia yang sudah masuk kategori upper middle income countries (negara berpendapatan menengah atas) harus disyukuri.

“Kita harus bersyukur bahwa sekarang kita sudah masuk di upper middle income, itu kita jaga,” ujar Suharso dalam doorstop di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Namun, dia mengingatkan bahwa produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia yang berkisar 4.580 dolar Amerika Serikat (AS) masih sensitif atau riskan. Ini mengingat negara dengan kategori upper middle income memiliki PDB per kapita antara 4.066-12.535 per dolar AS.

Artinya, ada potensi untuk kembali ke kategori low middle income countries dengan pendapatan PDB per kapita di bawah 4.066 per dolar AS.

“Jadi, kalau kita ke situ terjerembap, ke situ lagi, kita masuk di low middle income. Jadi, kita jaga ini supaya lebih jauh jaraknya dari batasnya. Kalau ini bisa kita lakukan, artinya pertumbuhan harus lebih,” kata kepala Bappenas itu pula.

Saat ini, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi masih dari sisi konsumsi, mengingat sektor tersebut sudah pulih. Kendati demikian, dia menekankan bahwa semestinya pertumbuhan ekonomi dapat dipicu di sektor-sektor produktif yang perlu lebih diandalkan.

Suharso juga menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2023 yang berada di angka 5,17 persen sudah menunjukkan tren baik.

“Dengan tren ini, mudah-mudahan kita bisa jaga pace-nya itu, geraknya itu tetap dan mendekati pertumbuhan potensialnya. Karena menurut keputusan kami di Bappenas, pertumbuhan ekonomi potensial itu bisa sampai tujuh persen. Kalau bisa menyentuh ini, saya kira apa yang kita susun secara teknokratik untuk mencapai Indonesia emas 2045, mudah-mudahan bisa kita capai,” kata menteri PPN itu pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement