REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, target investasi tahun depan sebesar Rp 1.200 triliun. Jumlah itu meningkat dari target investasi 2021 yang sebesar Rp 900 triliun.
"Angka ini (Rp 1.200 triliun) ngeri-ngeri sedap. Makanya kita undang gubernur, bupati, dan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)," ujar Bahlil dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 di Jakarta, Rabu (24/11).
Ia menyebutkan, realisasi investasi tahun ini telah menembus 63 persen dari target. Kemudian, investasi paling banyak direalisasikan di Jawa Barat.
Meski begitu, kata dia, multiplier effect yang dihasilkan tak terlalu banyak di provinsi tersebut. "Banyaknya realisasi investasi masuk tidak cerminkan multiplier effect, tapi di Maluku Utara sama Sulawesi Tengah tinggi multiplier effect-nya walau realisasi investasinya tidak setinggi di Jabar," jelas Bahlil.
Dia melanjutkan, guna mengejar target investasi tahun depan, Kementerian Investasi telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya mengawal 600 sampai 700 perusahaan yang berinvestasi di 34 provinsi.
Baginya, DPMPTSP daerah sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu karena telah mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK).
Maka, Bahlil meminta Menteri Keuangan agar DAK bisa ditambah. "Kita harus terima kasih kepada ibu Menteri Keuangan, kalau bisa ditambah lagi," tutur dia.