REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- PT PLN (Persero) mengutamakan penyalaan listrik pada fasilitas vital pascabencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh. Rumah sakit, posko pengungsian, kantor pemerintahan, jaringan telekomunikasi, dan titik layanan publik lainnya menjadi lokasi pertama yang dinyalakan sebelum pasokan diperluas ke permukiman. Upaya ini berjalan paralel dengan percepatan pemulihan sistem kelistrikan Aceh yang kini telah mencapai 93 persen.
PLN mencatat lebih dari 1,7 juta warga kembali menikmati listrik setelah empat wilayah terdampak paling parah, yakni Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues, berhasil menyala kembali. Fasilitas layanan dasar di wilayah tersebut kini kembali berfungsi sehingga aktivitas masyarakat perlahan pulih pascabencana.
“Jaringan telekomunikasi yang sebelumnya lumpuh, kini dapat beroperasi, sama seperti fasilitas-fasilitas publik vital lainnya,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dikutip Senin (8/12/2025).
Pemulihan dilakukan dengan skema bertahap untuk memastikan seluruh titik layanan publik aman dari genangan air. Petugas bergerak menyalurkan listrik ke rumah sakit dan posko pengungsian sebagai prioritas, kemudian memperluas penyalaan ke kantor pemerintahan dan infrastruktur pendukung komunikasi. Kesiagaan tim juga diperkuat di titik rawan gangguan agar layanan tetap stabil.
PLN menambah peralatan lapangan untuk mempercepat identifikasi jaringan dan memulihkan gardu distribusi. Upaya tersebut berjalan beriringan dengan peningkatan kapasitas personel yang digerakkan ke wilayah-wilayah yang sempat terisolasi. Pemberian prioritas bagi fasilitas vital dilakukan untuk menjaga kelancaran penanganan pengungsi dan memastikan kebutuhan medis tetap terpenuhi.
Darmawan menjelaskan sistem kelistrikan Aceh masih menjalani proses sinkronisasi selama 24 jam agar pasokan lebih stabil. Proses ini difokuskan untuk menghilangkan potensi pemadaman bergilir sehingga sistem kembali bekerja seperti sedia kala.
Ia menambahkan pemulihan juga menghadapi tantangan baru ketika banjir dan longsor susulan merobohkan beberapa tower transmisi di titik yang sebelumnya tidak terdampak. Kondisi cuaca memperlambat mobilisasi peralatan tambahan, namun koordinasi bersama TNI, Polri, BNPB, BPBA, pemerintah daerah, dan masyarakat mempercepat pembangunan tower darurat.
“Di tengah upaya penyambungan transmisi yang sudah kami identifikasi, cuaca kembali memburuk dan merobohkan tower di titik baru,” kata Darmawan.
Percepatan pemulihan listrik Aceh terus berlangsung hingga seluruh jaringan kembali andal. PLN menekankan keselamatan warga sebagai acuan utama setiap penyalaan ulang dan menempatkan tim siaga untuk mengantisipasi gangguan lanjutan. Upaya ini diharapkan mempercepat normalisasi layanan publik dan pemulihan aktivitas masyarakat.
View this post on Instagram