Senin 08 Dec 2025 20:53 WIB

Kementan Minta Publik Kawal Ketat Bantuan Beras 1.200 Ton Senilai Rp 16 Miliar untuk Sumatra

Masyarakat diminta tak segan melaporkan bila menemukan dugaan penyimpangan.

Pemerintah berencana menyalurkan 10 ribu ton beras untuk korban banjir Sumatra, Kementan meminta masyarakat ikut mengawasi penyaluran beras tersebut.
Foto: Kementan
Pemerintah berencana menyalurkan 10 ribu ton beras untuk korban banjir Sumatra, Kementan meminta masyarakat ikut mengawasi penyaluran beras tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak masyarakat aktif mengawasi dan mengawal ketat penyaluran bantuan beras bagi korban bencana alam di Sumatra, agar distribusi berjalan transparan dan benar-benar tepat sasaran.

Hingga saat ini, pemerintah telah menyalurkan 1.200 ton bantuan beras senilai Rp 16 miliar untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat terdampak. Secara total, pemerintah rencananya menyalurkan 10 ribu ton bantuan beras.

Kementan menegaskan, keterlibatan publik sangat penting untuk mencegah potensi penyimpangan di lapangan. Di tengah tantangan penyaluran, Kementan menekankan, pengawasan publik adalah elemen kunci.

Masyarakat diminta tidak segan melaporkan bila menemukan dugaan penyimpangan, sekaligus diapresiasi atas partisipasi yang selama ini turut menjaga proses distribusi tetap akuntabel.

“Dalam situasi seperti ini, concern utama kami memastikan semua bentuk bantuan bisa disalurkan dengan cepat dan tepat. Dan kami berterima kasih publik terus mengawasi proses penyaluran. Kami meminta publik tidak segan melaporkan bila ditemukan penyimpangan,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch Arief Cahyono dalam keterangan Senin (8/12/2025).

Arief menyebutkan pemerintah terus melakukan berbagai strategi untuk memastikan beragam bentuk bantuan yang disalurkan pemerintah, termasuk bantuan beras tersalurkan secara cepat ke masyarakat terdampak.

“Penyaluran bantuan menghadapi berbagai kendala yang tidak mudah. Untuk itu, kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat untuk memastikan masyarakat terdampak bisa secepatnya mendapatkan bantuan,” ujarnya.

Bantuan dikirimkan melalui jalur darat, udara, dan laut, termasuk menggunakan pesawat Hercules dan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan dukungan penuh TNI. Pengiriman dilakukan bertahap untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan di wilayah terdampak.

Strategi penyaluran disesuaikan dengan kondisi lapangan. Di sejumlah titik yang aksesnya terputus, distribusi dilakukan dengan moda alternatif seperti bentor atau perahu kecil untuk menembus permukiman yang sulit dijangkau.

“Percepatan penyaluran bantuan beras terus dilakukan, termasuk agar masyarakat di wilayah yang aksesnya terputus tetap segera mendapatkan pangan yang mereka butuhkan,” pungkas Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement