Kamis 03 Jun 2021 17:37 WIB

Sepanjang Mei, IHSG Turun 0,8 Persen

Pelemahan IHSG tersebut dipengaruhi perkembangan kasus Covid-19.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas kebersihan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Sepanjang Mei 2021, IHSG turun 0,8 persen.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Petugas kebersihan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Sepanjang Mei 2021, IHSG turun 0,8 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Pada Mei lalu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup tertekan.

Baca Juga

Setelah menguat tipis 0,2 persen pada April, IHSG ditutup melemah sebesar 0,8 persen ke level 5.947. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG telah terkoreksi 0,5 persen. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, mengatakan, pelemahan IHSG sepanjang Mei tersebut dipengaruhi perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri. "Penyebab IHSG tertekan salah satunya karena kenaikan kasus aktif Covid-19," kata Martha, Kamis (3/6).

Setelah mencapai angka tertingginya pada awal Februari 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 terus mengalami penurunan. Namun, angka ini kembali merangkak naik sejak 19 Mei sebagai dampak meningkatnya mobilitas masyarakat selama libur Lebaran.

Meski demikian, menurut Martha, pergerakan IHSG masih mendapat sentimen positif dari data ekonomi dalam negeri. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei kembali naik ke level tertinggi 55,3 dan merupakan penaikan untuk tiga bulan beruntun. 

Data inflasi Mei tercatat sebesar 0,32 persen ke level 1,68 persen (year on year/yoy). Di samping itu, tingkat pengangguran menurun dan neraca perdagangan mengalami surplus. Hal ini membuat pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 di atas 7 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement