REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI Edwin Syahruzad mengatakan sektor pembiayaan masih menjadi bisnis inti dari SMI. Edwin menyebut Rp 80 triliun dari total aset perusahaan sebesar Rp 100 triliun dialokasikan untuk pembiayaan kepada badan usaha atau pemerintah daerah (pemda).
"Pembiayaan tetap jadi bisnis inti, meski kami juga sudah mulai bergerak dalam investasi," ujar Edwin dalam webinar Universitas Indonesia bertajuk 'Prospek BUMN 2021 sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional dan sovereign wealth fund (SWF)' pada Kamis (4/3).
Edwin mengatakan SMI berkomitmen penuh dalam pembiayaan pengembangan proyek infrastruktur seperti pengembangan proyek KPBU, pengelolaan dana pengembangan infrastruktur sektor panas bumi, pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT), hingga penyelenggaraan penyiapan proyek pembiyaan pemda.
"SMI mendapat perluasan mandat dengan penyediaan pembiayaan pembangunan lainnya berdasarkan penugasan pemerintah," ucap Edwin.
Edwin menilai sektor pembiayaan pembangunan masih menjadi persoalan yang mendera bangsa ini. Hal ini tak lepas dari besarnya kebutuhan infrastruktur layanan dasar yang sangat jauh tertinggal layanannya dibanding negara maju. Edwin mencontohkan kebutuhan fasilitas kesehatan dan perumahan yang masih memerlukan akselerasi, terlebih di masa pandemi di mana fasilitas kesehatan berperan sangat vital.
"Kesenjangan pembiayaan pembangunan infrastruktur masih sangat besar karena di masa lalu pembangunan infrastruktur apalagi orde baru sangat mengandalkan APBN," ucap Edwin.