Kamis 23 Apr 2020 19:34 WIB

BPPSDMP Kementan Gelar FGD Bisnis Pangan di Tengah Pandemi

Tema FGD bertajuk meraup untung bisnis pangan di tengah pandemi Covid-19.

BPPSDMP Kementan Gelar FGD Bisnis Pangan di Tengah Pandemi. Foto: Stok pangan (ilustrasi).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
BPPSDMP Kementan Gelar FGD Bisnis Pangan di Tengah Pandemi. Foto: Stok pangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Rabu (22/4), menginisiasi kegiatan focus group discussion (FGD). Kegiatan yang bertajuk “Meraup Untung Bisnis Pangan Petani Milenial di Tengah Pandemi Covid-19” mengundang narasumber yang kompeten dalam bidangnya.

FGD ini diselenggarakan sebagai ajang diskusi antara pejabat pemerintahan, praktisi, star-up, widyaiswara, penyuluh, dan petani agar dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas pertanian di Indonesia. Peminat kegiatan ini mencapai 500 orang lebih. Yang mengikuti video conference (vcon) sebanyak 300 orang dan live streaming sebanyak 200 orang lebih.

Baca Juga

Narasumber yang pertama adalah Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi yang memberikan materi tentang “Program Kementan di Tengah Pandemi Covid-19”. Menurut dia, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, program Kementan adalah mendorong dan mempercepat program bantuan sarana produksi (alat dan mesin pertanian, benih/bibit, pupuk,pakan ternak, obat hewan/vaksin, dan sarana produksi lainnya) ke masyarakat petani untuk produksi bahan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia.

Sesi selanjutnya dari Universitas Prasetya Mulya, Eko Suhartanto. Materi yang disampaikan tentang “Peluang Bisnis Distribusi Pangan”.

Start-up bisnis makanan harus menentukan dimensi kemasan makanan yang tepercaya bahan makanan pokok dan tepercaya untuk komoditas bernilai tinggi pada produk sayur, buah, dan ikan”, ungkap Eko.

Narasumber yang ketiga dari petani milenial yang telah sukses dalam menjalankan bisnis. Sesuai dengan latar belakangnya, materi yang disampaikan adalah “Peluang Bisnis Pangan di Masa Pandemi Covid-19”.

Sebagai pemilik dari perusahaan Mitra Tani Parahyangan, Sandi Octa Susila, juga berperan pada kelembagaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) dan Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Cianjur Jawa Barat. “Pada saat pandemi Covid-19 terdapat tiga sektor yang semakin jaya, yaitu medical, food processing dan retail, serta information technology (IT), sehingga pertanian memerlukan sentuhan e-commerce dalam distribusi pangan agar terciptanya lonjakan yang sangat besar”, ungkap Sandi dalam penyampaian materinya secara daring.

Praktisi pertanian sekaligus purnawirawan TNI-AD, Wayan Supadno, merupakan narasumber terakhir. Ia menyampaikan materi “Hikmah di Balik Pandemi Covid-19 terhadap Pangan”. "Empiris saya secara pribadi adalah bertani bias mendongkrak derajat kehormatan dan ekonomi keluarga, sekalipun dari titik nol," kata Wayan.

FGD yang dimoderatori langsung oleh Kepala Puslatan Bustanul Arifin ini diakhiri dengan diskusi yang sangat membangun dan berfaedah guna perbaikan sistem pertanian Indonesia. Dedi Nursamsyi selaku kepala BPPSDMP mengarahkan kepada seluruh insan pertanian agar meningkatkan daya saing, meningkatkan produktivitas, serta memberikan dukungan atau promosi tentang produk lokal dengan meningkatkan kampanye dan yang tidak kalah pentingnya, yaitu meningkatkan ekspor produk-produk nusantara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement