Senin 17 Nov 2025 21:33 WIB

Swasembada Pangan Lewat Sorgum, Masyarakat Ciamis Kembangkan Pangan Alternatif

Swasembada pangan bisa diwujudkan dengan ketersediaan akses pangan bagi masyarakat

Pangan ALternatif sorgum
Foto: istimewa
Pangan ALternatif sorgum

REPUBLIKA.CO.ID,Ciamis — Upaya mewujudkan swasembada pangan berbasis potensi lokal terus diperkuat masyarakat dan perguruan tinggi. Di Desa Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, warga mulai mengembangkan sorgum sebagai pangan alternatif melalui rangkaian pelatihan yang digelar BEM Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) Tasikmalaya. Program ini mendorong diversifikasi pangan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi sorgum sebagai komoditas unggulan desa.

Ketua Program Studi Teknologi Pangan Universitas BTH, Hadi Yusuf Faturochman, menyampaikan bahwa sorgum merupakan tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim dan mengandung gizi tinggi sehingga potensial menjadi sumber pangan sehat. “Sorgum kaya serat, bebas gluten, dan berindeks glikemik rendah. Ini peluang strategis untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat,” ujarnya.

Pelatihan dimulai dengan sosialisasi manfaat kesehatan dan potensi ekonomi sorgum, dilanjutkan dengan bimbingan teknik budidaya seperti penanaman, pemupukan, dan pengendalian hama. Antusiasme warga cukup tinggi, terutama dari mereka yang mulai tertarik menanam sorgum namun membutuhkan pendampingan teknis agar hasil panen optimal.

Pada sesi pascapanen, peserta diajarkan mengolah sorgum menjadi beras sorgum, tepung, dan gula sorgum. Pelatihan mencakup penggunaan alat pascapanen, standar kebersihan, hingga teknik penyimpanan untuk menjaga kualitas dan menambah nilai tambah hasil panen.

Masyarakat juga mempraktikkan pembuatan brownies sorgum sebagai contoh inovasi produk UMKM berbasis pangan lokal. Warga diajak memahami formulasi adonan hingga teknik pengemasan agar produk siap dipasarkan. “Kami ingin menunjukkan bahwa sorgum bisa diolah menjadi produk modern dengan nilai jual tinggi,” kata Hadi.

Sebagai penguatan aspek ekonomi, peserta memperoleh pelatihan pemasaran digital mulai dari strategi penjualan daring, pembuatan konten promosi, hingga branding produk desa. Akses pemasaran digital diharapkan membuka peluang lebih luas bagi produk olahan sorgum di tingkat regional hingga nasional.

Program ini terlaksana berkat dukungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Skema BEM Berdampak 2025. Hadi menyampaikan apresiasi atas dukungan tersebut dan menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan. “Dengan pendampingan yang tepat, sorgum bisa menjadi komoditas strategis untuk swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement