REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (13/12). Indeks saham menguat 0,68 persen atau naik 41 poin ke level 6181 dari penutupan sebelumnya di level 6139.
Berdasarkan analisa teknikal dari Pilarmas Investindo Sekuritas IHSG memiliki peluang untuk bergerak bervariasi dengan potensi menguat. "Kami melihat IHSG akan diperdagangkan pada level 6.097–6.221," kata analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.
Menurut Nico, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri terkait rencana penerbitan omnibus law. Bank Dunia menyambut positif atas kebijakan pemerintah Indonesia tersebut.
Penerbitan omnibus law yang dilakukan oleh pemerintahan adalah untuk mendorong iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam lima tahun ke depan.
Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, memandang penerbitan omnibus law merupakan salah satu upaya pemerintah mewujudkan reformasi struktural ekonomi untuk menarik lebih banyak investasi ke dalam negeri.
Selanjutnya Frederico menekankan, yang terpenting dari terbitnya omnibus law ini adalah kepastian bahwa dengan aturan tersebut, investor dan pelaku usaha benar-benar dipermudah dalam mengakses modal pada setiap
sektor secara kompetitif di Indonesia.
Sementara itu, secara global pergerakan IHSG masih mendapat pengaruh dari kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kesepakatan antara kedua negara sudah sangat dekat.
Menurut kabar yang beredar, Trump akan menandatangani perjanjian perdagangan tahap pertama dengan China. Hal ini disampaikan oleh Trump kepada penasihat perdagangannya. Sejauh ini persyaratan telah disepakati, tetapi secara hukum bentuk tertulis masih belum selesai.
Atas dasar berita ini, saham di bursa Amerika mengalami lonjakan karena ada kesepakatan diantara AS dan China. Kesepakatan itu akan menjelaskan kenaikkan pembelian produk pertanian AS oleh China sebagai balasan atas penurunan tarif yang dilakukan oleh AS.
"Dengan berita seperti ini, tentu saja akan menjadi booster bagi pergerakan saham global, tidak terkecuali Indonesia yang sebelumnya sudah mengalami pelemahan," tutup Nico.
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (12/12), IHSG ditutup melemah diakibatkan oleh minimnya sentimen terutama dari dalam negeri. Dari global the Fed menetapkan suku bunga di angka 1,75 persen.
Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, memprediksi bursa saham Asia, termasuk Indonesia, akan dibuka bercampur walaupun mendapat sentimen positif dari keputusan suku bunga The Fed.