REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyatakan masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo menilai penurunan suku bunga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong penyaluran kredit.
Sepanjang tahun ini, BI sudah tiga kali menurunkan suku bunga menjadi 5,25 persen. “BI-Rate sudah kami turunkan tahun ini tiga kali dan masih ada ruang untuk ke depan,” kata Perry dalam Konferensi Pers KSSK III di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Ia menambahkan, suku bunga instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tenor 12 bulan juga terus menurun, dari 6,74 persen pada akhir Januari menjadi 5,57 persen per Juli. Penurunan ini berdampak langsung pada biaya dana bank.
BI mencatat penyerapan SRBI oleh perbankan turun Rp169,4 triliun sejak awal tahun. “SRBI awal Januari Rp923,5 triliun. Sekarang Rp754,1 triliun. Itu berarti kan likuiditas bank menambah,” ujarnya.
Dengan likuiditas yang longgar, Perry berharap bank segera menurunkan bunga kredit dan memperluas pembiayaan ke sektor produktif. “Yuk para bankir-bankir balikkan ekspektasi. Turunkan suku bunga, salurkan kredit,” katanya.
BI memproyeksikan pertumbuhan kredit akan meningkat di semester II 2025, seiring dengan membaiknya permintaan dan stimulus fiskal. Target pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 8–11 persen.
“Kalau dari pemantauan kami dari RBB (rencana bisnis bank), sejumlah bank itu akan meningkatkan kreditnya dan tentu saja sesuai dengan prinsip kehati-hatian,” ujar Perry.
Ia menilai kondisi makro yang stabil memberi ruang bagi perbankan untuk lebih aktif menyalurkan pembiayaan. “Insya Allah, dengan bersama-sama ini kita menjaga stabilitas tapi juga terutama mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat,” katanya.