Selasa 29 Jul 2025 09:24 WIB

DPK Mulai Naik Lagi, LPS: Ekonomi Sedang Tarik Napas untuk Tumbuh

Simpanan besar mulai tersebar kembali setelah sempat terkonsentrasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Nasabah mengisi formulir pembiayaan kepemilikan emas melalui produk Solusi Emas Hijrah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di kantor cabang Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025). Pada kuartal pertama 2025, outstanding pembiayaan Solusi Emas Hijrah Bank Muamalat mencapai Rp140,7 miliar. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan outstanding pada kuartal pertama 2024 yang baru mencapai Rp7,2 miliar. Solusi Emas Hijrah diharapkan menjadi jalan hijrah masyarakat yang mencari produk pembiayaan emas dengan angsuran tetap yang menenteramkan.
Foto: Dok Republika
Nasabah mengisi formulir pembiayaan kepemilikan emas melalui produk Solusi Emas Hijrah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di kantor cabang Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (28/5/2025). Pada kuartal pertama 2025, outstanding pembiayaan Solusi Emas Hijrah Bank Muamalat mencapai Rp140,7 miliar. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan outstanding pada kuartal pertama 2024 yang baru mencapai Rp7,2 miliar. Solusi Emas Hijrah diharapkan menjadi jalan hijrah masyarakat yang mencari produk pembiayaan emas dengan angsuran tetap yang menenteramkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) kembali tumbuh lebih tinggi pada Juni 2025 sebesar 6,87 persen secara tahunan (yoy). Angka ini meningkat signifikan dibandingkan Mei yang hanya tumbuh 4,82 persen.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebut tren ini sebagai sinyal positif bahwa ekonomi nasional sedang bersiap kembali tumbuh.

Baca Juga

Ia menilai perlambatan sebelumnya bukan pertanda krisis, melainkan jeda strategis untuk menyusun ulang arah ekspansi.

“DPK total kita itu tumbuh 6,87 persen pada bulan Juni. Di bulan Mei tumbuhnya hanya 4,82 persen. Sebelumnya lebih tinggi lagi. Jadi saya pikir DPK tidak akan turun terus. Yang kemarin sempat turun pun sekarang membaik,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers KSSK III di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, pelaku usaha dan lembaga keuangan tengah mengambil napas sebelum kembali mempercepat penempatan dana.

“Saya pikir ini bukan pertanda ekonomi mampet. Mereka sedang bersiap-siap ekspansi, hanya sedang menentukan atau menyetel strategi yang pas untuk melihat kondisi ke depan,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pertumbuhan simpanan di atas 6 persen, terutama untuk menjaga asumsi pendapatan LPS dan stabilitas keuangan.

“Kalau DPK total atau simpanan tumbuhnya turun ke 4 persen, maka itu akan berada di bawah asumsi pertumbuhan simpanan kami sebesar 6 persen. Jadi, syukur sekarang sudah kembali naik,” kata dia.

Purbaya juga mengamati adanya gejala penyesuaian strategi portofolio oleh pelaku pasar. Simpanan besar mulai tersebar kembali setelah sempat terkonsentrasi.

“Fakta bahwa di bulan Juni tumbuh kembali ke 6,87 persen artinya mungkin waktu bulan Mei itu semua lembaran sudah ‘dihabisin’, sudah dimasukkan lagi ke portofolio, setelah itu mulai kerja lagi, dimasukkan lagi ke portofolio,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement