Ahad 27 Jul 2025 10:57 WIB

Seberapa Mampu Koperasi Merah Putih Maksimalkan Ekonomi Kerakyatan?

Saat ini juknis terkait skema pendanaan dan permodalan Kopdes masih dibahas di pusat.

Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi (dari kiri) Mendagri Tito Karnavian, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto, Ketua DPR Puan Maharani, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekan tombol untuk meresmikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). Presiden Prabowo Subianto meresmikan kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dipusat kan di Klaten.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi (dari kiri) Mendagri Tito Karnavian, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto, Ketua DPR Puan Maharani, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekan tombol untuk meresmikan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). Presiden Prabowo Subianto meresmikan kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dipusat kan di Klaten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tata kelola Koperasi Desa Merah Putih terus disempurnakan demi menyukseskan visinya dalam mendorong ekonomi kerakyatan. Salah satunya dalam mendukung permodalan bagi usaha ultra mikro, mikro, dan kecil di daerah. 

Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di Tulungagung, Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk mendukung operasional Koperasi Merah Putih melalui penyediaan alat transaksi keuangan maupun penyaluran permodalan.

Baca Juga

Kepala Cabang Bank BRI Tulungagung Agus Herman, Sabtu (27/7/2025) mengatakan, hingga kini belum ada skema teknis pembiayaan yang ditetapkan pemerintah terkait permodalan bagi 271 Koperasi Merah Putih di wilayahnya.

"Skema permodalannya seperti apa dan berapa nominal per koperasi, itu semua masih dibahas di tingkat pusat. Kami belum bisa eksekusi," kata Agus.

Proses penyaluran permodalan dengan demikian masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat. Meski demikian, pihaknya tetap bergerak mendukung koperasi tersebut melalui layanan transaksi keuangan.

Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan menawarkan kerja sama agen BRILink atau penyediaan QRIS untuk setiap koperasi.

“Kalau koperasi berminat menjadi agen BRILink, tentu ada pembagian hasil dari setiap transaksi seperti transfer, tarik dan setor tunai, termasuk top-up,” ujarnya.

Agus menambahkan, pihaknya telah menyampaikan laporan keberadaan 271 koperasi tersebut ke kantor wilayah dan pusat. Proses penyediaan perangkat transaksi kini menunggu tindak lanjut dari kedua level tersebut.

Jika skema pelayanan transaksi disetujui, setiap Koperasi Merah Putih nantinya akan memiliki rekening atas nama koperasi. Hal ini menjadi langkah awal sebelum masuk ke sistem pembiayaan resmi.

“Saat ini kami terus menjalin komunikasi dengan koperasi yang ada, agar segera siap saat perangkat transaksi tersedia,” ujar Agus.

Program Koperasi Merah Putih merupakan inisiatif pemerintah dalam mendukung ekonomi kerakyatan. Selain pembiayaan, program ini juga diarahkan untuk memperkuat digitalisasi transaksi koperasi di daerah. 

Koperasi juga didorong untuk berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah, seperti yang didorong di Sumatera Barat. Koordinator Tenaga Pendamping Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPP P3MD) Kabupaten Pasaman Muhammad Sjahbana Sjams di Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman mengatakan Kopdes Merah Putih dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Milih Nagari (BUMNag).

"Koperasi Desa Merah Putih mengandung potensi yang signifikan terlebih jika dijalankan dengan pendekatan yang tepat dan mengakar," katanya.

Daerah Pasaman merupakan daerah potensial sektor pertanian dan perikanan. Saat ini, sudah ada 62 unit Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Nagari yang diharapkan jadi solusi nyata untuk membangkitkan ekonomi masyarakat dari potensi lokal di seluruh nagari di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. 

Sektor usaha masyarakat dari hulu-hilir diyakini dapat terdampak siginifikan. Sebagai contoh sektor pengelolaan hasil pertanian yang selama ini dikelola secara biasa, bisa langsung digarap oleh koperasi hingga memiliki nilai jual yang tinggi. Baik coklat, kopi, padi, dan hasil pertanian lainnya.

Disamping itu kata dia, sektor perikanan air tawar juga bisa dimanfaatkan oleh koperasi merah putih mulai akses permodalan hingga penjualan sesuai potensi di nagari.

"Pasaman sangat potensial untuk sektor ini. Tinggal bagaimana manajemen yang baik dibangun oleh pengurus di nagari. Karena pemerintah juga berharap lahir kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan yang kuat di tingkat nagari, sekaligus mempersempit jurang kemiskinan yang telah lama mengakar," katanya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement