REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, optimistis penghimpunan dana di pasar modal bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir tahun. Saat ini, penghimpunan dana di pasar modal baru mencapai Rp 160 triliun.
"Setidaknya ada tujuh calon emiten yang risinh fund-nya besar," kata Wimboh, Kamis (31/10).
Wimboh mengatakan pihaknya akan mengupayakan pemberian insentif bagi perusahaan-perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal. Selain perusahaan besar, OJK juga mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bisa menggalang dana di pasar modal.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesi (BEI) Inarno Djajadi mengungkapkan, pihaknya bersama OJK telah meluncurkan serangkaian inisiatif. Diantaranya memberi kemudahan persyaratan pencatatan bagi perusahaan kecil dan menengah, kemudahan go public dan kemudahan penyampaian informasi perusahaan.
"Insentif ini bertujuan untuk mendukung perluasan akses pasar modal bagi kalangan pengusaha Indonesia," kata Inarno.
Pada tahun ini, OJK dan BEI, telah memfasilitasi sebanyak 42 emiten untuk go public. Adapun sebanyak 36 perusahaan telah masuk ke dalam daftar calon emiten dan siap go public hingga akhir tahun ini.
Secara total, sudah ada 656 perusahaan yang tercatat di BEI dan sudah melakukan penggalangan dana di pasar modal. Menurt Inarno, aktivitas perusahaan tercatat di Indonesia ini merupakan yang tertinggi ke 7 di dunia dan yang tertinggi di antara bursa Asia lainnya dalam 5 tahun terakhir.