Senin 15 Jan 2018 14:39 WIB

KTNA: Februari Panen, Impor Beras tak Diperlukan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Panen seluas 8 hektare di Desa Banyurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/1) dihadiri Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan (baju putih).
Foto: Melisa Riska Putri
Panen seluas 8 hektare di Desa Banyurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (12/1) dihadiri Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kementan (baju putih).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir mengatakan impor beras tidak diperlukan karena menjelang musim panen. Pada Februari nanti, sejumlah daerah seperti Jawa Tengah sudah memasuki panen.

Menurutnya, sesuai Peraturan Presiden, Peraturan Kementerian Pertanian dan Peraturan Kementerian Perdagangan, termasuk pula impor beras khusus. "Proses importasi beras harus dimulai dari Rakortas (rapat koordinasi terbatas) bidang Ekonomi yang melibatkan banyak Kementerian," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/1).

Proses tersebut meliputi negosiasi selama kurang lebih tiga hari. Persiapan kemasan beras selama kurang lebih lima hari. Muatan dan kapal juga kurang lebih sampai tujuh hari persiapannya. Belum lagi, perjalanan dari Thailand dan Vietnam menuju Indonesia memakan waktu lebih dari satu minggu.

"Jadi menurut saya, sampai tiba di Indonesia memerlukan waktu satu bulan. Itu artinya kalau diputus sekarang maka tiba di tanah air akhir bulan Februari dan waktu tersebut sudah mulai panen setidaknya di daerah Jawa Tengah," ujarnya.

Oleh sebab itu, menurutnya impor beras tidak diperlukan, mengingat pula banyak daerah yang sudah panen beras seperti di Sulawesi Selatan dan NTT yang dapat menyediakan stok beras ke beberapa provinsi.

"Memerhatikan nasib petani sama pentingnya dengan memerhatikan konsumen beras," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement