Kamis 03 Nov 2016 16:51 WIB

BKPM Sebut Investasi 2016 Bisa Tumbuh Hingga 14 Persen

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta semua Kementerian dan Lembaga misa mendorong pertumbuhan ekonomi di angka enam persen pada 2018. Salah satu yang akan terus didorong adalah sektor investasi. Pertumbuhan investasi diharap bisa tumbuh 10 persen setiap tahun.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis mengatakan, pertumbuhan investasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus memperlihatkan peningkatan. Bahkan pada 2016, BKPM mengejar pertumbuhan investasi mencapai 14 persen.

"Secara kumulatif,  dari Januari-September 2016 ada realisasi Rp 453,4 triliun atau tumbuh 13,4 persen dari tahun lalu. Ini masih akan naik," kata Azhar di kantornya, Kamis (3/11).

Azhar menjelaskan, dalam menunjang pertumbuhan ekonomi bukan hanya investasi yang harus digenjot, tapi juga ada ekspor-impor, pengeluaran pemerintah, dan belanja masyarakat. Jika semuanya bisa memperlihatkan tren baik dalam dua tahun ke depan, bukan tidak mungkin target enam persen bisa dicapai.

Perbaikan kebijakan pemerintah melalui sejumlah deregulasi juga akan memberikan kepastian untuk investor ketikan berinvestasi di Indonesia. Perubahan pasca deregulasi pun sangat terasa pada 2016 dengan capaian 13,4 persen kenaikannya dibandingkan tahun lalu.

Meski demikian, BKPM masih melihat hitung-hitungan pemerintah guna menyokong pertumbuhan ekonomi. Karena mungkin saja pemerintah akan memberikan tugas berat disektor investasi dibanding sektor lain seperti ekspor-impor atau konsumsi masyarakat.

"Ya kita tunggu saja nanti pembagiannya seperti apa. kan suka ada perhitungan baru dari pemerintah," ujarnya.

Azhar juga menilai bahwa pertumbuhan 0,9 persen dari 2016 atau dua tahun sebelum 2018 akan sangat sulit di tengah perekonomial global yang masih mandeg. Meskipun terlihat kemajuan dari perekonomian dunia, tapi hal tersebut belum bisa memastikan akan membaik dalam dua tahun ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement