REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyampaikan progres pembangunan fisik Stasiun Jatake mencapai hampir 93 persen. Stasiun baru di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung tersebut merupakan hasil kolaborasi KAI dengan pihak swasta yang dibangun dengan skema creative financing.
“Hingga saat ini, progres konstruksi fisik proyek ini telah mencapai 92,78 persen,” kata VP Public Relations KAI, Anne Purba, dalam keterangannya, dikutip Ahad (13/7/2025).
Anne mengatakan, Stasiun Jatake merupakan representasi arah baru pengembangan perkeretaapian yang berorientasi pada integrasi kawasan, kenyamanan pelanggan, dan inovasi pelayanan. “Stasiun ini tidak hanya menjawab kebutuhan teknis sebagai titik naik-turun penumpang, tapi juga dirancang sebagai ruang publik yang efisien, fungsional, dan selaras dengan gaya hidup masyarakat urban,” ujarnya.
Berada di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Stasiun Jatake merupakan stasiun pertama hasil kolaborasi KAI dengan pihak swasta yang dibangun dengan skema creative financing, tanpa ketergantungan pada APBN. Skema tersebut sejalan dengan semangat efisiensi, inovasi, dan perluasan peran KAI dalam pembangunan berkelanjutan.
Anne menyampaikan, meskipun hampir rampung secara fisik, operasionalisasi stasiun tetap harus melalui berbagai tahapan persiapan lainnya. KAI secara bertahap akan melakukan uji pertama, asesmen keselamatan, dan pengajuan izin operasi yang seluruhnya mengacu pada regulasi keselamatan perkeretaapian.
“Kami memastikan seluruh proses dilakukan sesuai standar keselamatan tertinggi karena bagi KAI, keandalan prasarana dan keamanan untuk pelanggan adalah prioritas utama,” kata dia.
Stasiun Jatake juga hadir sebagai jawaban atas lonjakan kebutuhan layanan di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung. Volume pengguna commuter line di jalur ini terus meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2022, tercatat 48.338.858 pengguna, naik menjadi 64.899.516 pada 2023, dan melonjak menjadi 73.296.200 pada 2024. Sementara itu, hanya dalam enam bulan pertama 2025, jalur ini telah melayani 37.444.759 penumpang, dengan distribusi sebagai berikut: Januari sebanyak 6.297.941 pengguna, Februari 6.328.982 pengguna, Maret 6.462.095 pengguna, April 5.852.885 pengguna, Mei 6.283.615 pengguna, dan Juni 6.219.241 pengguna.
“Data ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan commuter line sebagai moda utama mobilitas harian, dan kehadiran Stasiun Jatake akan menjadi solusi untuk mengurai kepadatan sekaligus menambah titik kemudahan akses,” tuturnya.
Dalam ekosistem commuter line Jabodetabek, Stasiun Jatake akan menjadi stasiun baru di lintas Tanah Abang–Rangkasbitung, memperkuat konektivitas antara pusat kota dan kawasan penyangga.
Adapun jajaran stasiunnya mencakup: Tanah Abang – Palmerah – Kebayoran – Pondok Ranji – Jurang Mangu – Sudimara – Rawa Buntu – Serpong – Cisauk – Cicayur – Jatake – Parung Panjang – Cilejit – Daru – Tenjo – Tigaraksa – Cikoya – Maja – Citeras – Rangkasbitung.
Anne melanjutkan, konsep seamless integration yang diterapkan di Stasiun Jatake akan memungkinkan pengguna commuter line langsung terkoneksi dengan pusat perbelanjaan dan moda lanjutan dalam satu kawasan terpadu. Hal itu selaras dengan pendekatan Transit Oriented Development (TOD) yang KAI dorong untuk menciptakan simpul mobilitas yang bukan hanya fungsional, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan nilai kawasan.
“Stasiun Jatake dirancang sebagai ruang hidup baru, bukan sekadar peron dan jalur. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa perjalanan dengan KAI adalah bagian dari pengalaman hidup yang lebih nyaman, aman, dan terkoneksi,” ujarnya.
Melalui proyek tersebut, Anne menyebut, KAI tidak hanya memperluas layanan, tetapi juga memperkuat peran sebagai katalis penggerak kota dan mitra pembangunan. Sinergi dengan berbagai pihak tetap diletakkan dalam kendali penuh terhadap mutu hingga keselamatan.
“KAI akan terus mendorong terwujudnya sistem transportasi massal yang terjangkau, berkelas dunia, dan relevan dengan kebutuhan masa depan. Stasiun Jatake adalah tonggak dari komitmen itu,” kata Anne.