REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pupuk Indonesia melakukan riset ekstensifikasi pertanian untuk ketahanan pangan nasional. Riset tersebut dilakukan di tiga provinsi, yaitu Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah), Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Merauke (Papua). Tahun ini, dana riset yang disiapkan sebesar Rp 30 miliar.
Direktur Investasi PT Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan dalam riset tersebut, perseroan, melakukan kegiatan-kegiatan penelitian dan kajian terkait aspek pemupukan, pengelolaan sawah, produktivitas, hingga aspek pemasaran (hilir).
“Riset kami harus betul-betul kuat. Jadi bagaimana mengelola sawah, pemupukan yang tepat di lahan-lahan tertentu seperti lahan-lahan gambut, lahan yang pasang surut, treatment apa yang dilakukan,” kata Gusrizal melalui keterangan tertulisnya, Senin (26/9).
Sejak dikembangkan mulai 2013, kata Gusrizal, program riset ini telah menunjukkan progres yang cukup baik, termasuk dari sisi produktivitas yang mengingat dari tahun ke tahun. Gusrizal mengatakan dari riset tersebut sudah ada yang memasuki musim tanam ke-enam, dan produktivitas terus naik. Memang kendala masih ada dibeberapa aspek, seperti ketahanan terhadap hama dan kesiapan tanahnya.
“Dana riset yang kami siapkan sekitar Rp 30 miliar untuk tahun ini. Di Merauke misalnya, tugas kami agak besar, tahap awal 400 hektar sawah kami kembangkan, dan kami sudah memikirkan hilirisasinya,” ujar Gusrizal.
Gusrizal mengatakan pihaknya juga sedang meriset aspek pembiyayaan agar sawah menjadi lebih ekonomis. Kedepan, pihaknya mengatakan akan mengembangkan riset di hilir seperti hilir amoniak dan urea.