Jumat 25 Jul 2025 18:04 WIB

Menteri ESDM Dorong Listrik 24 Jam di Pedalaman Papua

Listrik masuk ke sekolah dan desa terpencil, Papua bersiap menuju keadilan energi.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Penyediaan listrik di pedalaman Papua merupakan bagian dari program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. (ilustrasi)
Foto: Indrayadi TH/ANTARA
Penyediaan listrik di pedalaman Papua merupakan bagian dari program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengunjungi sejumlah desa terpencil di Papua, mulai dari Desa Tindaret di Kepulauan Yapen hingga Pulau Owi di Biak Numfor, pada Kamis (24/7/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memantau langsung progres implementasi Program Listrik Pedesaan (Lisdes) di pelosok negeri, khususnya di Bumi Cenderawasih.

Bahlil menerangkan, di Desa Tindaret, aliran listrik mulai mengalir ke Sekolah Dasar Negeri Kiriyow sehingga menghidupkan suasana belajar mengajar yang lebih modern dan interaktif. Penyediaan listrik ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga

“Saya ingin, dengan listrik ini masuk, maka anak-anak kita sekolah bisa memakai teknologi. Suatu saat mereka-mereka itu akan menjadi pemimpin di Papua, akan menjadi pemimpin di bangsa ini, dan akan menjadi orang-orang hebat. Itu bukan barang yang mustahil,” kata Bahlil, Jumat (25/7/2025).

Program Lisdes di Yapen Utara tidak hanya menghadirkan listrik menyala, tetapi juga membuka pintu kesempatan bagi perkembangan ekonomi dan sosial desa. Selanjutnya, Bahlil melanjutkan kunjungan ke Pulau Owi, Kabupaten Biak Numfor. Selama ini, masyarakat setempat hanya menikmati listrik selama 12 jam sehari dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Menteri ESDM menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pembangkit dan penambahan tangki bahan bakar agar listrik dapat menyala 24 jam penuh.

“Ini yang punya listrik sudah datang, Pak Direktur Utama PLN datang di kampung Bapak/Ibu. Semua ini hanya untuk mengatakan: siap menjalankan apa yang diminta oleh Bapak, Ibu, saudara-saudara yang ada di pulau ini, untuk listrik menyala 24 jam,” ujar Bahlil.

Berdasarkan roadmap Lisdes Papua 2025–2029 yang digagas Kementerian ESDM bersama PT PLN (Persero), untuk Kepulauan Yapen dan Biak Numfor telah direncanakan pembangunan akses listrik desa melalui perluasan jaringan listrik, mini grid, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) individual dengan baterai. Dalam keterangan resminya, Kementerian ESDM menegaskan komitmen kuat untuk terus berkolaborasi dengan PLN dan pemerintah daerah. Melalui sinergi ini, tantangan elektrifikasi di Papua diharapkan dapat dituntaskan demi mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement