REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis profil kemiskinan Provinsi Jakarta per Maret 2025 pada Jumat (27/7/2025). Dalam rilis tersebut, angka kemiskinan di Jakarta mengalami kenaikan dibandingkan pada September 2024.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku belum menerima laporan dari BPS terkait data kemiskinan di daerah yang dipimpinnya. Ia menyatakan akan mempelajari terlebih dahulu data yang baru dirilis itu. “Baik, saya pelajari dulu. Besok saya jawab,” kata Pramono di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025) sore.
Ia mengatakan akan memastikan apakah data tersebut benar-benar menunjukkan kemiskinan warga Jakarta atau justru pendatang yang berada di Ibu Kota. Pasalnya, saat ini banyak warga dari berbagai daerah datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
“Tentang kemiskinan yang disampaikan tadi, tentunya saya akan pelajari. Apakah itu betul kemiskinan karena semata-mata warga yang ada di Jakarta atau memang sekarang persoalannya orang menaruh harapan yang tinggi untuk datang ke Jakarta,” kata Pramono.
Ia mengklaim, saat ini jumlah orang yang datang ke Jakarta dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan meningkat secara signifikan. Jakarta masih dianggap sebagai magnet bagi masyarakat dalam mencari pekerjaan.
“Maka orang yang mencari pekerjaan di Jakarta sekarang ini naik secara signifikan,” ujar dia.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mencapai 464,87 ribu orang atau 4,28 persen. Angka itu bertambah sebesar 15,8 ribu orang atau 0,14 persen dibandingkan September 2024, yang ketika itu tercatat sebanyak 449,07 ribu orang atau 4,14 persen.
