Jumat 25 Jul 2025 15:31 WIB

Industri Otomotif Lesu, Menperin Dorong Strategi Ekspor dan Cegah PHK

Penjualan anjlok hingga 12,8 persen, Menperin minta pelaku industri bersiap bangkit.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Pengunjung memadati ruang pamer mobil yang hadir diajang pameran automotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (24/7/2025). Pameran GIIAS 2025 resmi dibuka yang akan berlangsung 24 Juli - 3 Agustus 2025.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pengunjung memadati ruang pamer mobil yang hadir diajang pameran automotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (24/7/2025). Pameran GIIAS 2025 resmi dibuka yang akan berlangsung 24 Juli - 3 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyoroti tantangan eksternal yang dihadapi industri nasional. Hal ini dinilai berpotensi menghambat kinerja sektor tersebut.

Tantangan eksternal itu antara lain lonjakan harga bahan baku, disrupsi rantai pasok global, hingga fluktuasi nilai tukar. Berkaca pada kondisi tersebut, pemerintah fokus menjaga daya beli dan ketahanan industri melalui berbagai kebijakan, termasuk menahan laju pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Juga

“Ini perintah dari pemerintah kepada pelaku industri, jangan sampai ada PHK,” ujar Agus saat membuka kegiatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Tangerang, Jawa Barat, Jumat (25/7/2025).

Secara khusus, Menperin menyinggung tantangan industri otomotif Indonesia yang mengalami penurunan penjualan hingga 12,8 persen. Sejatinya, kawasan ASEAN juga menghadapi tantangan besar berupa penurunan volume penjualan sebesar 5,4 persen. Di Thailand bahkan mencapai 24,7 persen. Menurut Agus, pemerintah dapat menerapkan benchmarking dari kinerja industri otomotif China saat ini.

Berdasarkan data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), kinerja otomotif China mengalami peningkatan pada produksi sebesar 10,9 persen dan penjualan domestik sebesar 9,6 persen, yang didorong oleh dampak subsidi tukar tambah dan pricing position yang tepat. Kinerja ekspornya juga mengalami peningkatan sebesar 7,9 persen, yang berkontribusi sekitar 20 persen terhadap total produksi.

“Peningkatan ekspor ini disebabkan oleh pemilihan tujuan ekspor yang strategis, seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah, yang dapat menghindari tarif impor yang lebih tinggi ke tujuan Amerika Serikat,” kata Agus.

Menperin optimistis masa transisi ini bersifat sementara, dan pemulihan pasar otomotif domestik akan segera terjadi. “Ketika momentum itu datang, industri otomotif kami harapkan telah siap untuk terbang tinggi dengan integrasi yang lebih kuat, efisien, dan berdaya saing tinggi,” ujar Agus.

Dikutip dari keterangan resmi, Kemenperin menyatakan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan GIIAS 2025. Pemerintah juga mengapresiasi GAIKINDO, para penyelenggara, dan seluruh pelaku industri yang telah berkontribusi dalam pameran otomotif ini, khususnya produsen yang telah meluncurkan produk extended electric vehicle (xEV) sebagai wujud nyata upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement