Selasa 15 Jul 2025 15:35 WIB

Penjualan Ritel Mobil Naik Tipis, Ini Analisis Pakar Otomotif ITB

Meski positif, kenaikan ritel tak cukup untuk klaim pemulihan ekonomi.

Pengunjung melihat mobil di sejumlah stan pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Pameran IIMS 2025 diikuti 31 merek mobil dan 25 merek motor dengan menargetkan total transaksi sebesar Rp6,7 triliun.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat mobil di sejumlah stan pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Pameran IIMS 2025 diikuti 31 merek mobil dan 25 merek motor dengan menargetkan total transaksi sebesar Rp6,7 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai bahwa peningkatan penjualan kendaraan bermotor di segmen ritel (dari diler ke konsumen) belum bisa dijadikan indikator utama dalam menilai stabilitas perekonomian nasional.

“Jadi, meskipun ada elemen positif, kenaikan ini belum cukup kuat untuk menyimpulkan pemulihan ekonomi secara keseluruhan tanpa didukung data makroekonomi lain,” ujar Yannes, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Menurut dia, pertumbuhan yang cukup baik di segmen ritel perlu ditinjau bersama dengan perkembangan di segmen wholesale (dari pabrik ke diler), serta volume ekspor berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Yannes mencatat, peningkatan penjualan mobil pada Juni 2025 masih bersifat marginal, yakni sebesar 0,6 persen atau mencapai 61.647 unit, dibandingkan Mei 2025 yang hanya mencatat 61.307 unit.

“Penjualan mobil secara ritel memang mengalami kenaikan tipis pada Juni 2025, kalau tidak salah naik sekitar 0,6 persen dibandingkan Mei 2025. Tetapi, kenaikan ini bersifat sangat marginal dan kontras dengan penurunan pada wholesale-nya yang turun 4,7 persen pada periode yang sama, serta penurunan signifikan secara tahunan hingga 22 persen dibandingkan Juni 2024,” jelasnya.

Dalam periode tersebut, jenama Toyota masih menjadi merek terlaris di industri otomotif nasional, dengan membukukan penjualan sebanyak 19.824 unit, meski turun 337 unit dari bulan sebelumnya yang mencapai 20.161 unit.

Posisi kedua ditempati oleh Daihatsu yang berhasil menjual 10.001 unit. Sementara itu, posisi ketiga diisi oleh Honda Prospect Motor dengan penjualan sebanyak 5.238 unit.

Mitsubishi Motors menempati posisi keempat dengan distribusi kendaraan sebanyak 5.505 unit. Diikuti Suzuki di posisi kelima dengan 4.570 unit.

Pemain kendaraan listrik asal China, BYD, mencatatkan distribusi sebanyak 2.172 unit pada Juni. Sementara kendaraan niaga Mitsubishi Fuso mencatatkan penjualan 2.121 unit.

Hyundai membukukan distribusi sebanyak 1.721 unit, sedangkan Isuzu mencatat penjualan sebanyak 2.196 unit. Posisi ke-10 dalam daftar merek terlaris diisi oleh Hino dengan penjualan 1.402 unit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement