REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Sumur minyak ilegal yang terbakar di Dusun Gendono, Desa Gandu, Bogorejo, Kabupaten Blora, akan ditutup permanen dengan semen. Kebakaran yang berlangsung sepekan akhirnya berhasil dipadamkan pada Sabtu (23/8/2025).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Agus Sugiharto, mengatakan langkah itu dilakukan Pertamina untuk mencegah risiko baru. “Ini secara teknis, Pertamina ada rencana untuk sumurnya itu di-cementing,” kata Agus kepada Republika, Senin (25/8/2025).
Tim teknis Pertamina masih memantau lokasi untuk memastikan tidak ada lagi minyak maupun gas yang keluar dari sumur. “Pengamatan hari ini, tadi pagi, insya Allah sudah aman. Tinggal nanti ditutup, di-cementing sumurnya, supaya tidak membahayakan masyarakat lagi,” ujarnya.
Agus menambahkan, Polres Blora masih menyelidiki dugaan keterlibatan cukong dalam pengeboran ilegal tersebut. “Kemarin kan Polres juga sudah sampai ke sana; cukong-cukongnya itu siapa? Ini kan semua harus dihentikan,” ucapnya.
Menurut Agus, distribusi minyak hasil pengeboran ilegal masih menjadi tanda tanya. “Yang jelas tidak ke Pertamina,” katanya.
Ia menekankan, insiden ini harus menjadi peringatan keras bagi masyarakat. Forkopimda Blora sudah sepakat melarang pengeboran sumur minyak ilegal di wilayahnya. “Mulai dari desa, kecamatan, polsek, polres, koramil, kodim, semuanya sudah sepakat tidak ada lagi pemboran sumur migas ilegal,” ungkap Agus.
Sumur minyak ilegal di Dusun Gendono meledak dan terbakar pada 17 Agustus 2025. Lokasi yang dekat dengan permukiman menyebabkan empat orang meninggal dunia, sementara seorang balita masih dirawat di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Agus menyebut sumur tersebut baru dibor tahun ini.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menilai banyak warga salah menafsirkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang kerja sama pengelolaan wilayah kerja migas. Aturan itu dianggap melegalkan pengeboran baru, padahal hanya mengatur legalisasi sumur tua yang diverifikasi.
“Info yang saya terima, itu akan pengeboran-pengeboran (sumur) minyak lagi. Ini yang kami tidak mau,” kata Taj Yasin seusai meninjau lokasi, Jumat (22/8/2025).
Ia menjelaskan, sumur di Dusun Gendono jelas berisiko karena dekat dengan rumah warga. “Yang menjadi masalah sekarang, banyak yang ingin membikin sumur-sumur (baru), ini yang tidak boleh,” ujarnya.