Rabu 16 Mar 2016 20:56 WIB

Pertumbuhan Bank Dinilai Bisa Positif dengan Penurunan BI Rate dan GWM

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank OCBC NISP memprediksi sektor perbankan akan menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik dan ketahanan perbankan tetap solid.

Ekonom Bank OCBC NISP Singapura, Wellian Wiranto menjelaskan, pertumbuhan perekonomian di Indonesia diperkirakan lebih baik di tahun 2016. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi 5,04 persen di kuartal IV 2015, di atas ekspektasi 4,8 persen. Selain itu, menguatnya rupiah di level Rp 13 ribu per dolar AS dan penurunan BI Rate dua kali menjadi 7 persen, membawa aura positif untuk iklim investasi.

"Diprediksi BI Rate akan kembali diturunkan menjadi 6,5 persen dan GWM juga diturunkan 50-100 basis points," kata Wellian Wiranto di OCBC NISP Tower, Jakarta, Rabu (16/3).

Menurutnya, hal ini akan memberikan efek positif terhadap kenaikan portofolio kredit. Salah satu faktor penguatnya adalah fokus perekonomian Indonesia pada pengembangan infrastruktur.

Dengan perkembangan positif ini, pihaknya memprediksi sektor perbankan akan menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik dan ketahanan perbankan tetap solid. Hal ini tercermin pertumbuhan yang positif dari sisi kredit dan simpanan, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap terjaga serta rasio kecukupan modal yang relatif tinggi (CAR). Diversifikasi portofolio pada instrumen investasi seperti reksadana, obligasi, dan transaksi forex dapat dijadikan alternatif bagi nasabah.

Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP, Ka Jit menambahkan, dengan adanya pelonggaran kebijakan yang terjadi saat ini, maka untuk investor dengan risk profile konservatif, diversifikasi dapat dilakukan melalui obligasi dengan tenor maksimal 10 tahun.

"Sementara, investor dengan risk profile agresif, diversifikasi dapat dilakukan di reksa dana saham yang memiliki fokus di sektor consumer staples, health care, telekomunikasi (terkait dengan e-commerce booming), serta konstruksi dan Properti," ujarnya.

Baca juga: BI Rate Berpeluang Turun Jadi 6,75 Persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement