REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menyoroti fenomena pertumbuhan perekonomian yang melambat di negara-negara berkembang yang terjadi selama 2015 dan dicemaskan masih berlanjut pada tahun 2016, padahal relatif banyak warga miskin di kawasan tersebut.
"Lebih dari 40 persen warga miskin dunia tinggal di negara-negara berkembang yang pertumbuhannya melambat pada tahun 2015," kata Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (7/1).
Namun, berdasarkan kajian Prospek Ekonomi Global Bank Dunia Januari 2016, pertumbuhan global pada tahun 2016 masih lemah, tetapi diperkirakan akan dapat sedikit meningkat dari 2,4 persen pada tahun 2015 menjadi 2,9 persen pada tahun 2016.
Sejumlah kelemahan yang berjalan simultan di kawasan pasar perekonomian yang sedang berkembang mengakibatkan kecemasan terkait dengan upaya pencapaian sasaran pengurangan kemiskinan dan kesejahteraan bersama di sejumlah negara. "Negara-negara berkembang harus fokus membangun ketahanan pada kondisi perekonomian yang melemah dan melindungi golongan masyarakat yang paling rentan," kata Kim.
Ia juga mengemukakan bahwa manfaat dari reformasi pemerintahan dan kondisi bisnis merupakan hal yang berpotensi besar dan dapat mengatasi efek perlambatan pertumbuhan.