Kamis 30 Jul 2015 18:24 WIB

Mentan Klaim Produksi Padi Meningkat Meski tanpa Hujan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Foto: Antara
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut produksi padi secara nasional mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Kisaran peningkatan yakni meningkat 5,5 juta ton dari tahun sebelumnya, atau dari sekitar 70-an juta ton di 2014 menjadi menjadi 75,5 juta ton di 2015.

Klaim tersebut mengacu pada data ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut luas lahan pertanian padi 2015 meningkat. "Ini fantastis, rekor baru produksi sejak 10 tahun terakhir," kata dia dalam rilis di sela-sela kunjungan kerjanya mengikuti kegiatan panen raya padi hibrida di wilayah Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Capaian tersebut, lanjut dia, tak lepas dari dukungan dan kerja sama yang intensif dari semua stakeholder. Utamanya dari jajaran pemerintah daerah, TNI AD, babinsa dan terutama masyarakat petani nasional.

Meskipun El Nino melanda, hujan pun jarang hadir, ia optimis produksi tidak akan terganggu karena langkah antisipasi telah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Ia pun optimis swasembada pangan dapat tercapai sesuai target. Bahkan, ia kemungkinan bisa dipercepat dengan indikator peningkatan produksi selama 10 bulan terakhir.

Menyambut capaian produksi yang berlimpah, Mentan menyebut Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) siap menyerap gabah petani berapapun banyaknya.

"Apalagi Presiden baru saja menambah anggaran untuk Bulog sebesar Rp 3 triliun untuk pembelian gabah petani melalui Penyertaan Modal Negara," katanya. Saat ini, Bulog telah mengantongi dana untuk membeli beras petani sebesar Rp 30 triliun.

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan harga pembelian padi dan beras oleh Bulog untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kg, dan beras sebesar Rp 7.300 per kg. Dengan dana tersebut, Bulog diharapkan mampu menyerap gabah petani sebesar 500 ribu ton khusus untuk Jawa Tengah, Jawa Timur 500 ribu ton, Jawa Barat 250 ribu ton dan Sulawesi Selatan 500 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement