Jumat 03 Apr 2015 10:16 WIB

DPR: BUMN yang Ganti Logo Harus Tingkatkan Kinerja

Rep: C08/ Red: Bayu Hermawan
 Gedung Kementerian BUMN
Foto: MgROL_37
Gedung Kementerian BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR RI, Sartono Hutomo mengingatkan agar perusahaan BUMN yang mengganti logo sebaiknya tidak hanya secara semboyan dan sereminonial saja.

Akan tetapi pergantian logo harus diiringi dengan adanya peningkatan kinerja untuk memberikan kontribusi yang besar bagi pemasukan negara.

"Jangan sampai perubahan logo hanya menjadi seremoni semata, mesti ada perbaikan visi, ada peningkatan kreatifitas dari BUMN itu sendiri," katanya melalui siaran pers yang diterima ROL, Jumat (3/4).

Sartono mengatakan hal itu, menanggapi pergantian logo oleh salah satu perusahaan BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Anggota Fraksi Demokrat itu melanjutkan tentu saja mendukung langkah ini bila mana bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan BUMN tersebut dalam hal perkembangan perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui, pada Selasa (31/3) lalu, PT PPI melakukan peluncuran untuk logo baru mereka sebagai langkah awal dalam restrukturisasi perseroan.

Direktur Utama PPI Wahyu Suparyono mengatakan, pergantian logo ini didorong oleh semakin pesatnya kemajuan bisnis global sehingga memotivasi pihaknya untuk lebih energik dan fleksibel dalam melakukan bisnis.

Selain itu, pergantian logo kata Wahyu juga bertujuan untuk mengarahkan kembali visi dan misi Perusahaan sebagai satu-satunya BUMN perdagangan di Indonesia dan untuk menumbuhkan budaya memiliki perusahaan di kalangan karyawan.

"Makanya perubahan logo dilombakan bagi internal karyawan PT PPI dari seluruh Indonesia. Dari kita, oleh kita dan untuk kita,” kata Wahyu.

Ia mengakui, selama 13 tahun perseroan beridiri masih belum mampu secara optimal memberikan kontribusi signifikan bagi negara. Untuk itu, tahun ini PPI tengah menyongsong proses perubahan menjadi lebih baik.

Salah satu langkah perubahan yang dilakukan perseroan adalah dimulai dengan perubahan struktur organisasi perusahaan agar menjadi lebih fokus pada tujuan utama sebagai perusahaan perdagangan.

"Jika sebelumnya bisnis reguler PPI adalah perdagangan produk, maka saat ini PPI mulai melirik pada bisnis optimalisasi asset karena tidak mungkin PPI akan memiliki kinerja yang eksponen bila masih terpaku pada bisnis konvesional," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement