REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan laba bersih perusahaan sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai Rp 74,01 miliar. Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 38 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Corporate Secretary PT Pembangunan Jaya Ancol Agung Praptono menjelaskan, pendapatan PJAA secara year to date (ytd) hingga Oktober 2025 tercatat sebesar Rp 902,72 miliar. Angka tersebut menurun 9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Adapun total aset per Oktober 2025 mencapai Rp 3,44 triliun, lebih rendah 5 persen secara yoy.
“Perseroan optimistis bahwa kinerja 2025 ini kami akan mencapai proyeksi dengan pendapatan sekitar Rp 1,1 triliun, dengan laba bersih mencapai di atas Rp 100 miliar atau kurang lebih Rp 101 miliar, dan total aset sebesar Rp 3,69 triliun,” kata Agung dalam Public Expose PJAA yang digelar secara daring, Rabu (3/12/2025).
Mengenai rasio-rasio utama keuangan perusahan, rasio leverage sampai dengan Oktober 2025 terjaga di level 0,38, dan di akhir tahun diproyeksikan tetap stabil di level 0,42. Selain itu, rasio debt to equity juga masih di bawah angka dua.
Sedangkan rasio arus kas hingga Oktober 2025 sebesar 0,39 dengan kas akhir sebesar Rp 156,5 miliar. Proyeksi rasio arus kas pada 2025 ditargetkan mencapai 0,48 dengan kas akhir sebesar Rp 213,9 miliar.
“Perusahaan juga terus berupaya menjaga kinerja pada tahun 2025 tecermin dari rasio profitabilitas sampai dengan Oktober dimana gross profit margin sebesar 45 persen dengan operating profit margin sebesar 19 persen dan net profit margin sebesar 8 persen,” terangnya.
PJAA memproyeksikan sepanjang 2025 gross profit margin membaik di level 46 persen dengan rasio operating profit margin sebesar 19 persen, dan net profit margin sebesar 9 persen.
“Adapun jumlah pengunjung di wahana Ancol sampai dengan Oktober 2025 ada 7,5 juta pengunjung, dimana proyeksi nanti di akhir tahun bisa mencapai 9,38 juta pengunjung,” ungkapnya.