REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menilai harga sahamnya saat ini tergolong undervalued atau berada di bawah nilai intrinsik. Direktur Keuangan dan Strategi BRI Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari mengatakan, kondisi tersebut membuka ruang bagi perseroan untuk melakukan aksi beli kembali saham atau buyback.
“BRI telah memperoleh persetujuan untuk melakukan aksi beli kembali saham atau buyback periode 12 bulan sejak persetujuan RUPS pada Maret 2025,” ujar Viviana dalam konferensi pers kinerja keuangan BRI Triwulan III 2025 yang digelar secara daring, Kamis (30/10/2025).
Adapun, anggaran yang disiapkan untuk program buyback tersebut mencapai sekitar Rp3 triliun. Dari jumlah itu, BRI masih memiliki sisa dana sekitar Rp2,5 triliun yang bisa digunakan sewaktu-waktu sesuai dengan pergerakan harga saham.
“Saat ini kami masih memiliki budget sekitar Rp2,5 triliun yang tentunya dapat kami pakai sesegera mungkin kalau kami melihat situasi pergerakan saham BRI,” kata Viviana.
Perihal rencana buyback, akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan keterbukaan informasi. “Tentunya kami akan berkoordinasi dengan OJK terkait dengan keterbukaan informasi sebagaimana ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Viviana menambahkan, BRI juga tetap berkomitmen menjaga kepercayaan investor melalui kebijakan pembagian dividen secara konsisten. Dividen interim akan dibagikan pada Januari 2026 dan dividen final setelah RUPS tahunan.
“Jadi akan ada dividen interim di bulan Januari dan juga nanti dividen finalnya setelah kami melakukan RUPS tahunan,” tuturnya.