Kamis 30 Oct 2025 10:43 WIB

Laba BRI Tembus Rp41,2 Triliun, Ditopang Digitalisasi dan Efisiensi Dana Murah

DPK juga meningkat 8,2 persen yoy menjadi Rp1.474,8 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 41,23 triliun hingga akhir kuartal III 2025.
Foto: BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 41,23 triliun hingga akhir kuartal III 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 41,23 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Pertumbuhan tersebut ditopang strategi efisiensi biaya dana melalui peningkatan dana murah (current account and saving account/CASA) serta penguatan ekosistem digital perbankan.

“Perbaikan fundamental kinerja BRI berdampak positif terhadap pencapaian laba perseroan. BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 41,2 triliun hingga akhir triwulan ketiga 2025,” kata Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, dalam konferensi pers kinerja keuangan BRI yang digelar daring, Kamis (30/10/2025).

Baca Juga

Total aset BRI tumbuh 8,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 2.123,4 triliun. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 8,2 persen yoy menjadi Rp 1.474,8 triliun, ditopang pertumbuhan dana murah yang mencapai 67,6 persen dari total DPK.

BRI juga berhasil menekan cost of fund dari 3 persen pada September 2024 menjadi 2,7 persen pada September 2025. Efisiensi tersebut ditopang peningkatan dana giro sebesar 24,5 persen dan tabungan 7,2 persen yoy, yang memperkuat struktur pendanaan perseroan.

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit mencapai Rp 1.438,1 triliun atau tumbuh 6,3 persen yoy. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap terkendali di level 3,08 persen dengan NPL coverage 183,1 persen, menunjukkan kehati-hatian BRI dalam menjaga kualitas aset.

Kinerja positif tersebut juga didukung penguatan platform digital. Pengguna aplikasi BRImo meningkat 19,4 persen menjadi 44,4 juta pengguna, dengan volume transaksi naik 25,6 persen menjadi Rp 5.067 triliun. Platform digital korporasi Qlola by BRI pun mencatat lonjakan volume transaksi 35,4 persen menjadi Rp 9.317 triliun.

Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu, menambahkan penguatan ekosistem digital menjadi faktor utama efisiensi. “Kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas terus menjadi fondasi utama bagi BRI dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memastikan struktur pendanaan yang optimal,” katanya.

Selain itu, transformasi bisnis melalui program BRIVolution Reignite turut memperkuat dominasi BRI di sektor ritel. Program tersebut berfokus pada perbaikan kualitas aset, peningkatan bisnis payroll, serta ekspansi produk konsumer seperti KPR dan gadai emas.

Pada segmen konsumer, BRI juga memperluas basis nasabah payroll dan kolaborasi pembiayaan kendaraan bermotor bersama perusahaan anak. Layanan emas digital melalui aplikasi Tring! dan integrasinya dengan BRImo menjadi bagian dari strategi second engine of growth yang memperluas sumber pendapatan nonbunga.

Secara keseluruhan, BRI menegaskan arah pertumbuhan ke depan akan fokus pada efisiensi, digitalisasi, dan pemberdayaan sektor produktif.

“Ke depan, BRI akan terus memperkuat fundamental bisnis dengan menjaga kualitas aset, meningkatkan efisiensi pendanaan, serta memperdalam transformasi yang dijalankan secara terintegrasi,” kata Hery.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement