REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan pengalihan beras bagi penanganan bencana Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak akan mengganggu stok Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, karena cadangan nasional tetap aman dan mencukupi.
Rizal memastikan penguatan stok hingga dua bahkan tiga kali lipat di wilayah bencana yang menimpa tiga provinsi itu merupakan tambahan pergerakan khusus yang tidak akan memengaruhi cadangan beras di akhir tahun di seluruh wilayah Indonesia.
"Oh tidak. Jadi moving tambahan yang dua bahkan tiga kali lipat ini, tidak akan mempengaruhi stok Natal dan tahun baru maupun stok (beras) nasional," kata Rizal saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Ia menuturkan Bulog justru berencana mengeluarkan stok lebih banyak karena memasuki puncak panen 2026 yang diproyeksikan dilakukan pada Februari, Maret, dan April sehingga gudang perlu disiapkan menampung hasil petani nasional dari berbagai daerah sentra produksi utama.
Menurut Rizal, semakin banyak stok tersalurkan saat bencana justru memberi ruang penyimpanan baru sehingga Bulog lebih siap menyerap gabah dan beras hasil panen mendatang dari petani lokal secara optimal.
Stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai 3,8 juta ton.
Distribusi tambahan diprioritaskan di masing-masing kabupaten dan kota pada tiga provinsi terdampak agar kebutuhan cepat terpenuhi tanpa harus menarik pasokan jauh dari Jakarta, Jawa Timur, Surabaya, maupun wilayah lain.
"Nah, harapan kami makin banyak keluar, malah kami makin senang sehingga masih ada space, ruang gudang kami untuk bisa dimasukkan hasil panen di tahun 2026," beber Rizal.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat meninjau Gudang Bulog, Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (3/12/2025), menyatakan stok beras secara nasional dalam keadaan aman mencapai 3,8 juta ton.
Begitu pun khusus produksi beras di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam keadaan surplus.
"Perlu kami sampaikan Aceh itu surplus 871 ribu ton, Sumatera Utara surplus 1 juta ton, Padang (Sumbar) surplus 500 ribu ton. Jadi ada surplus," kata Amran.