REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatat kontrak baru sebesar Rp1,36 triliun per November 2025. Perolehan kerja baru ini didominasi proyek eksternal yang menjadi penopang utama perseroan sepanjang tahun berjalan.
“Nilai kontrak baru sebesar Rp1,36 Triliun per November 2025,” ujar Direktur Utama WSBP Anak Agung Gede Sumadi dalam Paparan Publik di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Dari sisi sumber pelanggan, kontrak WSBP paling besar datang dari luar grup. Perseroan menegaskan 74,88 persen nilai kontrak baru berasal dari pelanggan BUMN, pemerintah, dan swasta. Sisanya berasal dari internal Waskita Group. Porsi eksternal yang mendekati tiga perempat ini menandai upaya WSBP memperluas pasar di luar ekosistem induk.
Berdasarkan lini usaha, kontrak baru ditopang lini precast senilai Rp 559 miliar atau 41,15 persen dan lini konstruksi Rp 471 miliar atau 34,69 persen. Lini readymix menyusul Rp 322 miliar atau 23,70 persen, sementara sewa alat Rp 6 miliar atau 0,46 persen. Komposisi ini menegaskan precast masih menjadi motor utama bisnis perseroan.
Agung melanjutkan, proyek terbaik yang didapatkan oleh perseroan selama 2025, di antaranya pembangunan Sekolah Rakyat (SR) Provinsi Sulawesi Selatan 1, Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, dan Proyek LRT Velodrome-Manggarai. Selain itu, Proyek UCC LNG Tangguh, serta pembangunan gedung kuliah Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Madura.
Sementara itu, untuk lima proyek yang telah selesai pada 2025 adalah Kantor Gubernur Papua Selatan, Proyek Pembangunan Gedung Financial Center PIK 2, dan Proyek Marunda Expansion Phase 3. Selain itu, Proyek Tzu Chi School-Extension PIK 2, serta Proyek Hotel Patra Surabaya.
Di sisi produk, lima komoditas terlaris selama 2025 adalah Spun Pile, Beton Readymix, PC-I Girder, CCSP, dan Full Slab. Portofolio ini menjadi tulang punggung suplai WSBP untuk proyek infrastruktur strategis.
Kinerja proyek tersebut sejalan dengan pendapatan usaha WSBP. Per September 2025, perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 1,17 triliun. Segmen Beton Precast menyumbang 45,26 persen, Beton Readymix 30,06 persen, konstruksi 24,01 persen, dan sewa alat 0,67 persen. Pada periode yang sama, laba kotor tercatat Rp 201,49 miliar dengan margin laba kotor 17,25 persen.
Agung mengatakan, program rasionalisasi dan digitalisasi berhasil menurunkan beban umum dan administrasi per September 2025 sebesar 21,01 persen secara tahunan (year on year/yoy). Efisiensi ini menjadi salah satu ruang gerak perseroan untuk menjaga profitabilitas di tengah ekspansi kerja.
Di tengah akselerasi kontrak, WSBP menekankan penguatan ESG dengan capaian lingkungan yang terukur. Perseroan menanam 7.504 pohon sepanjang 2025 dan mereduksi emisi sebesar 2.591 Kg CO2.