Kamis 30 Oct 2025 11:58 WIB

Perry Warjiyo: Indonesia Jadi Negara dengan Pertumbuhan Keuangan Digital Tercepat

BI menyoroti lonjakan transaksi digital dan peran BI-Fast dalam efisiensi pembayaran.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Opening gelaran Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit & Expo (ISEF) di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Opening gelaran Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit & Expo (ISEF) di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital tercepat di dunia. Hal itu disampaikan Perry dalam agenda Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit & Expo (ISEF) pada Kamis (30/10/2025).

“Dalam lima tahun terakhir ini, Indonesia is one of the fastest growing digital economy and finance,” ujar Perry dengan penuh semangat saat menyampaikan sambutan dalam acara FEKDI x ISEF 2025 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Baca Juga

Perry menjelaskan, capaian tersebut sejalan dengan lahirnya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) pada 2019. Blueprint tersebut menjadi panduan dalam upaya digitalisasi sistem pembayaran nasional yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan dan ekspansi.

“Pada 17 Agustus 2019, kita menyatukan satu bahasa QRIS (Quick Response Indonesia Standard). Dan Alhamdulillah, QRIS menyelamatkan Indonesia dari Covid-19 karena membantu distribusi bantuan sosial dan lainnya. Sekarang pengguna QRIS sudah hampir 60 juta, di antaranya 40 juta merupakan pelaku UMKM,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Perry menilai QRIS merupakan simbol kedaulatan negara yang mendorong Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia.

“Ekonomi keuangan digital Indonesia saat ini mencatat volume transaksi sebesar 37 miliar transaksi per tahun, dengan nilai lebih dari Rp 500 ribu triliun untuk e-commerce. Sementara transaksi digital—termasuk online banking, mobile banking, dan penggunaan QRIS—sudah mencapai 13 ribu transaksi dengan nilai hampir Rp60 ribu triliun,” jelasnya.

Ia melanjutkan, layanan BI-Fast juga mencatat pertumbuhan signifikan. Dengan tarif hanya Rp2.500 per transaksi, masyarakat banyak memanfaatkannya karena tergolong sangat murah. Bahkan, untuk transaksi hingga Rp500 ribu bagi pelaku UMKM, tarif yang dikenakan adalah Rp0.

“Semua ini merupakan bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia yang menyatukan satu visi, satu strategi, dan satu program,” ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement