Selasa 28 Oct 2025 12:53 WIB

Fatih Birol: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Energi Gas Alam di Kawasan ASEAN

LNG merupakan pasokan gas yang paling rendah emisi di era transisi energi

Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol
Foto: SIEW 2025
Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan gas alam cair (LNG) di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Birol, meskipun Singapura dikenal sebagai hub perdagangan LNG global, Indonesia justru memiliki potensi sumber daya dan kapasitas pasokan terbesar di kawasan.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

“Kawasan ASEAN memiliki potensi sekitar 50 juta ton LNG, dan sebagian besar ada di Indonesia. Saya berharap Indonesia dapat berkembang menjadi pusat energi sub-regional yang berperan penting di tingkat global,” ujar Fatih Birol dalam Singapore International Energy Week (SIEW) 2025.

Ini merupakan peran strategis Indonesia dalam membangun arsitektur energi ASEAN, terutama di tengah meningkatnya permintaan gas untuk kebutuhan ketahanan energi dan transisi energi bersih.

Birol menilai, dengan cadangan gas besar dan proyek-proyek LNG yang terus berkembang, Indonesia berpotensi tidak hanya menjadi pemasok, tetapi juga pusat keseimbangan pasar energi regional.

Pasar LNG global, kata Birol, akan segera memasuki babak baru di mana pasokan melimpah dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Qatar akan mengubah peta perdagangan dunia.

“Pasar LNG akan beralih dari pasar penjual ke pasar pembeli. Kondisi ini menguntungkan negara-negara Asia, termasuk Indonesia, karena harga akan lebih terjangkau dan mendorong stabilitas ekonomi,” jelasnya.

IEA mencatat, antara 2026 hingga 2030, akan ada 300 miliar meter kubik (BCM) pasokan LNG baru yang masuk ke pasar global angka setara dengan kapasitas yang dibangun dunia dalam tiga dekade terakhir. Setengah dari pasokan baru ini diproyeksikan mengalir ke kawasan Asia Pasifik.

Bagi Indonesia, momentum ini bisa menjadi peluang strategis untuk memperkuat posisi sebagai pemain kunci LNG regional, sekaligus mengamankan pasokan gas dalam negeri di tengah lonjakan permintaan energi dan kebutuhan dekarbonisasi sektor industri.

“Indonesia memiliki semua modal untuk menjadi pusat energi di kawasan—dari sumber daya yang melimpah, posisi geografis strategis, hingga pengalaman panjang dalam industri energi global,” tutur Birol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement