REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengatakan biaya tinggi jadi salah satu faktor yang menghambat laju investasi di Indonesia. Todotua mengatakan upaya menekan tingginya biaya investasi memerlukan dukungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Tambang kita kena pajak, masuk ke tier satu, kena pajak. Keluar, naik ke bursa, kena pajak, dari bursa, turun ke buyer-nya, pabrik solder atau tin chemical beli, kena pajak, jual lagi, kena pajak," ujar Todotua dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia bertajuk "Resiliensi Ekonomi Domestik sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia" di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Todotua menyebut perlunya dukungan dan strategi fiskal yang efektif dalam menunjang realisasi investasi di Indonesia. Todotua mengatakan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM tengah mendorong Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk meninjau ulang kebijakan pajak tersebut.
"Ini yang lagi kita minta. Kementerian investasi ini sekarang ini progresif, aktif. Kita bicara dengan Kementerian Keuangan," ucap dia.
Todotua menyampaikan pihaknya terus berupaya menekan tingginya biaya agar investasi di Indonesia dapat kompetitif dengan negara-negara tetangga. Todotua menilai perbaikan strategi fiskal bersama aspek perizinan, regulasi, tenaga kerja, biaya energi, dan ekosistem rantai pasok menjadi modal dalam menggenjot investasi di Indonesia.
"Kita juga sampaikan bagaimana strategi kawasan kita dorong, nanti kita akan benar-benar di situ akan benar-benar dienjot supaya beberapa macam yang namanya diskresi, deregulasi kita mainkan di situ," lanjut Todotua.