Sabtu 11 Oct 2025 12:50 WIB

Trump Umumkan Tarif Baru 100 Persen untuk Barang China Mulai November 2025

Kebijakan ini menanggapi pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing.

Seorang pria berjalan ke toko barang dagangan yang memajang bendera nasional Tiongkok dan Amerika Serikat, di Beijing, Kamis, 3 April 2025. China mengecam penerapan tarif impor oleh AS.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Seorang pria berjalan ke toko barang dagangan yang memajang bendera nasional Tiongkok dan Amerika Serikat, di Beijing, Kamis, 3 April 2025. China mengecam penerapan tarif impor oleh AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jumat (10/10/2025), berjanji akan mengenakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang asal China serta membatasi ekspor perangkat lunak penting. Ini menyusul keputusan Beijing yang mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang.

“Mulai 1 November 2025 (atau lebih cepat, tergantung pada tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh China), Amerika Serikat akan mengenakan tarif sebesar 100 persen terhadap China, di atas tarif apa pun yang saat ini mereka bayarkan,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.

Baca Juga

“Juga pada 1 November, kami akan memberlakukan kontrol ekspor pada semua perangkat lunak penting. Mustahil untuk percaya bahwa China akan mengambil tindakan seperti itu, tetapi mereka telah melakukannya, dan sisanya adalah sejarah,” tambahnya.

Trump sebelumnya mengecam pengumuman Beijing tersebut dan menyatakan tidak ada alasan untuk menindaklanjuti rencana pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang akan digelar di Korea Selatan akhir Oktober ini.

China pada Kamis (9/10/2025) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang baru. Kebijakan itu memperluas larangan terhadap teknologi pemrosesan dan manufaktur, serta melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dahulu, sebagaimana dilaporkan media pemerintah.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement