REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Kamis (2/10/2025). Pengamat menyebut penguatan Mata Uang Garuda kali ini dipengaruhi oleh stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 36,50 poin atau 0,22 persen ke level Rp16.598 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp16.635 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai stimulus ekonomi pemerintah untuk sektor riil berhasil mendongkrak rupiah. Sebelumnya, rupiah sempat tertekan di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS, namun kini kembali ke level Rp16.500-an.
“Untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, pemerintah resmi mengumumkan sejumlah stimulus tambahan pada kuartal akhir tahun ini,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (2/10/2025).
Program akselerasi yang dijalankan antara lain magang maksimal satu tahun bagi fresh graduate melalui platform Siap Kerja mulai 15 Oktober, dengan melibatkan BUMN dan perusahaan swasta di bawah koordinasi Kadin.
Untuk sektor pariwisata, pemerintah menanggung PPh Pasal 21 pekerja bergaji di bawah Rp10 juta, mencakup 552 ribu pekerja hotel, restoran, dan kafe. Bantuan pangan juga disalurkan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat. Selain itu, diskon iuran jaminan kecelakaan kerja–jaminan kematian (JKK–JKM) diberikan kepada 731 ribu pekerja transportasi.
Pemerintah juga menargetkan program perumahan BPJS Ketenagakerjaan mendukung 100.050 unit rumah, serta padat karya di sektor pekerjaan umum dan perhubungan yang diperkirakan menyerap 215 ribu tenaga kerja hingga akhir tahun.
“Insentif fiskal juga disiapkan untuk tahun depan hingga 2029. PPh 21 sektor pariwisata dan padat karya berlaku sampai 2026, PPN DTP rumah hingga Rp2 miliar, serta KUR perumahan Rp130 triliun. Untuk UMKM, PPh final 0,5 persen atas omzet sampai Rp4,8 miliar diperpanjang hingga 2029,” ujar Ibrahim.