Rabu 03 Dec 2025 22:00 WIB

Kejar Lifting 2026, SKK Migas Tekankan Reformasi Perizinan dan Efisiensi Rantai Suplai

Yuliot menyoroti pentingnya peningkatan produksi nasional yang terus merosot.

 Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung saat Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis (Rakor Dukbis) SKK Migas 2025 di Sentul, Rabu (3/12).
Foto: Istimewa
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung saat Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis (Rakor Dukbis) SKK Migas 2025 di Sentul, Rabu (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan bahwa sektor hulu minyak dan gas bumi masih menjadi penopang utama ketahanan energi Indonesia, terutama di tengah percepatan transisi menuju bauran energi lebih bersih.

Karena itu, pemerintah menuntut percepatan reformasi perizinan, optimalisasi lapangan eksisting, pengembangan wilayah kerja baru, serta reaktivasi sumur tua yang masih bernilai ekonomis.

Baca Juga

Berbicara pada pembukaan Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis (Rakor Dukbis) SKK Migas 2025 di Sentul, Rabu (3/12/2025), Yuliot juga menekankan pentingnya peningkatan produksi nasional yang terus merosot dalam satu dekade terakhir.  Produksi itu belum mampu menutup kebutuhan domestik, yang mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga membuat impor tetap tinggi.

“Ini tantangan bagi ketahanan energi dan pertumbuhan industri. Karena itu, selain memperkuat suplai migas, pemerintah juga mempercepat pemanfaatan energi alternatif,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyatakan, percepatan perizinan dan penguatan rantai suplai menjadi dua fokus utama Rakor Dukbis 2025. Forum yang berlangsung 3–5 Desember itu melibatkan kementerian teknis, KKKS, serta pemangku kepentingan industri hulu migas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement