Sabtu 27 Sep 2025 20:55 WIB

Menkeu Yakin Rupiah Bakal Berbalik Menguat Pekan Depan

Menkeu pastikan kebijakan fiskal efektif dorong stabilitas nilai tukar.

Sejumlah warga mengantre untuk melakukan penukaran mata uang asing di money changer. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga mengantre untuk melakukan penukaran mata uang asing di money changer. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, meyakini nilai tukar rupiah bakal berbalik menguat pada pekan depan seiring efektivitas kebijakan fiskal terhadap aktivitas ekonomi.

“Sore ini pasar sudah tutup kan. Senin baru mulai, Selasa atau Rabu harusnya sudah balik,” kata Purbaya dalam taklimat media di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.

Baca Juga

Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level Rp16.500-an pada Selasa pagi (23/9/2025), namun kembali melemah ke Rp16.600-an pada sesi berikutnya.

Pada pembukaan perdagangan Jumat (26/9/2025) di Jakarta, rupiah melemah 26 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.775 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.749 per dolar AS.

Sepanjang sepekan terakhir, rupiah terus berada dalam tren pelemahan. Dibandingkan pembukaan perdagangan Jumat (19/9/2025), rupiah melemah sekitar 1,23 persen. Sedangkan terhadap pembukaan Senin (22/9/2025), pelemahannya mencapai 0,85 persen.

Meski begitu, Purbaya tak khawatir dengan pelemahan tersebut. Ia optimistis kebijakan pemerintah mampu menguatkan rupiah kembali. “Fondasi ekonomi kita akan membaik terus ke depan. Kita menjalankan kebijakan untuk mendorong ekonomi, nggak main-main,” ujarnya.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga terus menjalankan wewenangnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Purbaya menyebut ada sinergi kuat dengan BI dalam misi menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pelemahan rupiah pada perdagangan pagi ini diduga dipengaruhi keputusan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) sebesar 4 persen.

Purbaya menegaskan, ia tidak memiliki intervensi apa pun dalam keputusan bank pelat merah tersebut. Baik sebagai Menteri Keuangan maupun Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), ia tidak mendengar rencana penyesuaian suku bunga deposito valas itu.

Dengan klarifikasi ini, Purbaya yakin tekanan terhadap rupiah akan berkurang dan pulih dalam waktu dekat. “Dengan konferensi pers bahwa tidak ada kebijakan dari Kementerian Keuangan yang 4 persen, saya pikir akan berkurang dengan cepat tekanan ke rupiah. Di samping itu, BI juga sesuai wewenangnya menjaga nilai tukar dengan agresif dan sungguh-sungguh,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement